Kamis 08 Jul 2021 13:01 WIB

Kerugian Gaza Akibat Serangan Israel Rp 8,3 Triliun

Warga Palestina di Gaza makin menderita.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Kerugian Gaza Akibat Serangan Israel Rp 8,3 Triliun. Sebuah truk pengangkut buah dan sayuran memasuki Gaza di perlintasan kargo Kerem Shalom dengan Israel, di Rafah, Jalur Gaza selatan, Senin, 21 Juni 2021. Israel pada Senin melonggarkan beberapa pembatasan di Jalur Gaza yang mengancam gencatan senjata yang rapuh yang menghentikan perang 11 hari bulan lalu dengan penguasa Hamas di wilayah itu, kata para pejabat Palestina.
Foto: AP/Adel Hana
Kerugian Gaza Akibat Serangan Israel Rp 8,3 Triliun. Sebuah truk pengangkut buah dan sayuran memasuki Gaza di perlintasan kargo Kerem Shalom dengan Israel, di Rafah, Jalur Gaza selatan, Senin, 21 Juni 2021. Israel pada Senin melonggarkan beberapa pembatasan di Jalur Gaza yang mengancam gencatan senjata yang rapuh yang menghentikan perang 11 hari bulan lalu dengan penguasa Hamas di wilayah itu, kata para pejabat Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Selama 11 hari konflik Palestina dan Israel di Gaza mengakibatkan hilangnya lebih dari 260 orang, termasuk 66 anak-anak, dan 41 wanita. Korban manusia diperparah oleh kerusakan dan kerugian keseluruhan pada sektor sosial, infrastruktur, dan produktif dan keuangan.

Dilansir dari Wafa News, Rapid Damage and Needs Assessment (RDNA) mengungkapkan kerusakan fisik akibat serangan Israel mencapai lebih hingga Rp 5,6 triliun dan kerugian ekonomi Rp 2,7 triliun. Lembaga tersebut mengatakan Gaza butuh dana pemulihan mencapai Rp 7 triliun selama 24 bulan pertama.

Baca Juga

Penelitian RDNA Gaza dilakukan antara 25 Mei hingga 25 Juni 2021 dalam kemitraan antara Kelompok Bank Dunia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa (UE) segera setelah penghentian permusuhan. Mereka juga menyebut sangat penting untuk memberikan bantuan prioritas.

“Ini adalah episode malang lainnya di mana orang-orang Palestina di Gaza melihat diri mereka berada di tengah-tengah konflik dan kehancuran. Krisis kemanusiaan diperparah dalam ekonomi dengan hubungan yang sangat terbatas dengan dunia luar," kata Direktur Bank Dunia untuk Tepi Barat dan Gaza Kanthan Shankar.

"PDB Gaza dapat berkontraksi sebesar 0,3 pereen pada tahun 2021 dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan tahunan 2,5 pereen sebelum konflik. Dengan penilaian ini, kami berharap dapat memobilisasi dukungan donor untuk membantu memulihkan kondisi kehidupan dan mata pencaharian yang bermartabat di Gaza, dan memimpin jalan menuju pemulihan," ujarnya.

Serangan Israel baru-baru ini disebut telah menyebabkan lebih banyak kerusakan pada kondisi sosial ekonomi yang sudah goyah.  Warga Palestina di Gaza telah menderita dari kerugian kumulatif, manusia dan ekonomi, dari permusuhan berulang selama tiga dekade terakhir, serta pembatasan yang berkepanjangan pada pergerakan orang dan barang. Ditambah lagi dampak Covid-19 yang cukup memukul.

Tercatat tingkat pengangguran yang mengkhawatirkan di Gaza adalah sekitar 50 persen dan lebih dari setengah penduduknya hidup dalam kemiskinan. Setelah konflik pada Mei lalu, 62 prreen penduduk Gaza mengalami rawan pangan.

“Penghentian permusuhan yang dicapai bulan lalu sebagian besar telah bertahan tetapi tetap rapuh. PBB melanjutkan keterlibatan diplomatiknya dengan semua pihak terkait untuk memperkuat gencatan senjata. Sementara itu, kami juga memastikan bahwa kami melakukan segala yang kami bisa untuk memenuhi kebutuhan paling mendesak yang memungkinkan warga Palestina di Gaza memulai proses pemulihan secepat mungkin," jelasnya.

"RDNA ini merupakan langkah penting dalam proses itu. Saya mengimbau masyarakat internasional untuk bersama-sama mendukung upaya ini,” kata Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement