Senin 12 Jul 2021 07:36 WIB

Perekonomian di Pelabuhan Perikanan Menggeliat Saat Pandemi

Aktivitas di pelabuhan perikanan tetap berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Nelayan membongkar muat ikan saat tiba di Dermaga Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Nelayan membongkar muat ikan saat tiba di Dermaga Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Muhammad Zaini, mengatakan, produksi perikanan tangkap di pelabuhan perikanan menunjukkan tren positif di tengah masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Zaini menyebut aktivitas di pelabuhan perikanan tetap berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dari sektor kelautan dan perikanan. 

Zaini mengatakan, pelabuhan perikanan menjadi titik penting untuk menunjang sektor pangan. Produk perikanan menjadi salah satu bahan pangan berprotein tinggi untuk menjaga dan memperkuat daya tahan tubuh masyarakat. 

Baca Juga

"Meskipun PPKM Darurat dilaksanakan di Jawa-Bali, seluruh pelabuhan perikanan di Indonesia kita terus imbau agar tetap melaksanakan protokol kesehatan. Tidak hanya untuk para pelaku usaha dan nelayan, juga untuk menjaga higienitas produk perikanan hasil tangkapan nelayan," ujar Zaini dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (11/7).

Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta, Bagus Oktori Sutrisno, menyampaikan PPS Nizam Zachman Jakarta yang menjadi pelabuhan perikanan di ibu kota menunjukkan tren peningkatan produksi perikanan tangkap. Pada Semester I 2021, total produksinya mencapai 85.943 ton atau senilai Rp1,782 triliun. 

"Di sini kapal perikanan skala industri mendominasi dengan ikan tangkapan untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Produk unggulannya antara lain cumi-cumi, ikan tuna, ikan layang dan ikan cakalang," kata Bagus.

Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, Lamongan, Jawa Timur, Ibrahim, mengatakan, produksi perikanan tangkap di PPN Brondong, Lamongan, Jawa Timur juga menunjukkan geliat perekonomian terus berjalan. Ikan dominan yang didaratkan adalah ikan kurisi, kuniran, kapas-kapas, kakap merah, kerapu, manyung, swanggi, dan cumi-cumi. Per hari jumlah kapal yang melakukan pembongkaran ikan sebanyak 50 unit dengan rata-rata 100-150 ton ikan didaratkan. 

"Pada Semester I 2021, total produksinya mencapai 24.334 ton atau senilai Rp 437,17 miliar. Kapal perikanan yang beroperasi di PPN Brondong didominasi ukuran 10-30 GT, meskipun tak sedikit pula kapal nelayan berukuran kurang dari 10 GT," ungkap Ibrahim. 

Sedangkan di luar pulau Jawa, hal positif dapat terlihat dari hasil produksi perikanan tangkap di PPS Bitung, Sulawesi Utara. Total produksi perikanan yang didominasi ikan tuna, cakalang, layang dan tongkol ini mencapai 23.534 ton pada Semester I. 

Kepala PPS Bitung Tri Aris Wibowo mengatakan nilai produksi pada Semester I 2021 mencapai Rp559,13 miliar. "Meski di tengah pandemi, aktivitas perekonomian tidak pudar. Selain untuk mendukung sektor pangan, kita berharap juga dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional," ucap Tri. 

Peningkatan produksi perikanan tangkap yang terjadi di pelabuhan perikanan ini diharapkan berimbas positif pada penambahan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Seperti diketahui peningkatan PNBP pada sub sektor perikanan tangkap menjadi salah satu program kerja Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang ditargetkan menuju Rp 12 triliun pada 2024. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement