Senin 12 Jul 2021 14:54 WIB

Satu Gajah Sumatra Ditemukan Mati tanpa Kepala di Aceh Timur

Kemungkinan pelaku memotong kepala gajah lalu membawanya ke tempat lain

Red: Dwi Murdaningsih
Anak Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) bermain dengan induknya di Pusat Latihan Satwa khusus Gajah Sumatera, Tangkahan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Kamis (4/2/2021). Anak gajah setinggi 108 cm dan berat sekitar 60 kg ini lahir pada Senin (1/2/2021) dari induk Gajah Sumatera betina bernama Sari dengan gajah jantan Theo.
Foto: ANTARA/Rony Muharrman
Anak Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) bermain dengan induknya di Pusat Latihan Satwa khusus Gajah Sumatera, Tangkahan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Kamis (4/2/2021). Anak gajah setinggi 108 cm dan berat sekitar 60 kg ini lahir pada Senin (1/2/2021) dari induk Gajah Sumatera betina bernama Sari dengan gajah jantan Theo.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Satu gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) ditemukan dalam keadaan mati tanpa kepala. Gajah ditemukan di wilayah Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh.

Kepala Menurut pejabat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Agus Arianto mengatakan bahwa bangkai gajah jantan itu ditemukan di kawasan Jambo Reuhadpada Ahad (11/7).

Baca Juga

"Setelah kami menerima informasi dari kepolisian ada seekor gajah mati, kami langsung mengerahkan tim ke lokasi. Dugaan sementara, gajah tersebut mati karena perburuan gading," kata Agus.

Berdasarkan kondisi bangkai gajah, kemungkinan pelaku memotong kepala gajah lalu membawanya ke tempat lain untuk mengambil gadingnya. Ini dugaan sementara.

"Untuk pastinya akan dilakukan olah tempat kejadian perkara serta nekropsi atau otopsi guna memastikan penyebab kematian gajah tersebut," kata Agus.

Menurut dia, tim BKSDA bersama petugas Polres Aceh Timur dan Balai Penegakan Hukum (Gakkum) Lingkungan Hidup dan Kehutanan masih menyelidiki penyebab kematian satwa dilindungi tersebut. "Kami terus berkoordinasi dengan kepolisian dan Balai Gakkum untuk memastikan penyebab kematian. Dugaan sementara karena perburuan," kata Agus.

Ia menjelaskan, gajah sumatera termasuk satwa liar dilindungi dan tergolong sebagai spesies yang berada di ambang kepunahan. BKSDA Aceh mengimbau masyarakat ikut menjaga kelestarian satwa liar seperti gajah sumatera dengan tidak merusak hutan yang merupakan habitat satwa liar dan tidak memburu satwa liar.

"Kerusakan habitat gajah dapat menimbulkan konflik dengan manusia. Konflik ini bisa menimbulkan kerugian ekonomi dan korban jiwa bagi manusia maupun keberlangsungan hidup satwa dilindungi tersebut," kata Agus Arianto.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا
Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.

(QS. An-Nisa' ayat 136)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement