Selasa 13 Jul 2021 13:21 WIB

Dua Dzulhijah, Pembebasan Nabi Yunus dari Perut Ikan

Nabi Yunus keluar dari perut Ikan pada dua Dzulhijah.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Dua Dzulhijah, Pembebasan Nabi Yunus dari Perut Ikan. Foto:  Ikan Paus, ilustrasi
Dua Dzulhijah, Pembebasan Nabi Yunus dari Perut Ikan. Foto: Ikan Paus, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Nabi Yunus AS akhirnya dikeluarkan (diampuni dosanya) oleh Allah SWT dari perut ikan setelah berkali-kali taubat mengakui kesalahannya telah meninggalkan umatnya warga Ninewa. Pengampunan ini terjadi pada dua Dzulhijah.

"Tiap hari ia mengumandangkan doa sehingga tepat pada tanggal dua Dzulhijah, Allah mengabulkan doa Nabi Yunus," tulis Ustadz Ahmad Rifa'i Rf'an dalam bukunya "Bahkan Tuhan Pun Berkurban" .

Baca Juga

Doa Nabi Yunus berada di dalam perut Alquran diabadikan di dalam surat Al Anbiya ayat 87 yang artinya. "Tidak ada Tuhan selain Engkau maha suci Engkau, aku termasuk orang yang menganiaya diri sendiri."

Setelah dikeluarkan dari perut ikan, Nabi Yunus kembali kepada umatnya. Betapa kagetnya Nabi Yunus menyaksikan penduduk Ninewa yang pada mulanya ingkar kini telah beriman, sehingga setiap ajakan dakwah nabi Yunus diterima dengan terbuka.

Ustadz Ahmad mengatakan, kisah nabi Yunus tidak banyak diceritakan oleh Alquran sebagaimana kisah Nabi Musa, Yusuf, Ibrahim  dan lain-lain. Nabi Yunus diutus Allah SWT ke sebuah kota di pantai barat bagian utara benua Afrika. 

"Sebagai Nabi Yunus tak bosan-bosannya menyampaikan risalah kepada umatnya," katanya.

Tetapi kenyataan berbicara lain sejarah mencatat setelah 33 tahun mengumandangkan dakwah di tengah kaum Ninawa, tercatat hanya dua orang yang beriman. Padahal penduduk kota k saat itu tidak kurang dari 200 ribu orang. 

"Nabi Yunus tentu saja kecewa," katanya.

Di saat kekecewaan telah memuncak, akhirnya beliau memutuskan untuk meninggalkan Ninewa. Nabi Yunus berputus asa Ia pun mengembara sampai akhirnya tiba di suatu pantai.

Ia meilihat ada sebuah perahu layar yang melalui, Nabi Yunus meminta izin untuk menumpang, sang pemilik perahu yang ramah menyebutnya dengan denyum dan mengajak Nabi Yunus menumpang di perahunya bersama dengan barang-barang bawaan serta penumpang yang lain. 

Di tengah perjalanan tiba-tiba Angin topan bertiup dengan kencangnya. Perahu pun menjadi sulit terkendali, beban terlalu berat. Sehingga nahkoda menyepakati untuk mengurangi beban perahu.

Pertama dengan cara membuang barang-barang bawaan, tetapi belum juga berubah ketika akhirnya demi keselamatan lebih banyak orang, mereka menyepakati untuk mengurangi jumlah penumpang. Lalu Siapa yang suka rela menjatuhkan diri ke laut?

Demi keadilan, mereka pun memutuskan mengundi untuk memutuskan siapa yang harus dilempar ke tengah laut, nasib lah yang menentukan bahwa Yunus Harus dibuang. Dalam kegelapan malam, di tengah amukan topan dan gelombang besar, Nabi Yunus ditelan ikan yang sangat besar. 

Namun rupanya Allah SWT yang masih berkendak untuk menyelamatkan jiwanya. Tidak ada kemustahilan bagi Allah, sehingga Nabi Yunus masih bisa bernapas walau dalam rongga perut ikan. 

"Saat itulah Nabi Yunus tersadar bahwa Allah tidak suka hambanya berputus asa," katanya.

Puluhan tahun berdakwah namun hanya dua orang pengikut adalah sebuah kesulitan, tetapi kesulitan bagi para pejuang bukanlah azab kesulitan bagi para pahlawan adalah ujian. 

Dalam surat Al Anbiya ayat 87 Allah SWT berfirman:

"Dan ingatlah kisah (Dzun Nun) Yunus ketika ia pergi dalam keadaan marah, ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyuruh dalam keadaan yang sangat gelap."

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement