Jumat 16 Jul 2021 10:51 WIB

Dosen UMM: Community Chain Bisa Atasi Pandemi Covid-19

Penanganan pandemi, Indonesia kurang memperhatikan community chain.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Dosen Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Muhammad Muslih
Foto: dok. Humas UMM
Dosen Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Muhammad Muslih

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terus melonjak sehingga mengakibatkan kapasitas RS penuh. Situasi ini menyebabkan pasien Covid-19 memilih isolasi mandiri di rumah masing-masing sampai akhirnya banyak yang meninggal.

Dosen Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Muhammad Muslih mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, kesiapan dari lintas sektor dalam menghadapi pandemi yang dirasa masih kurang. Kemudian masyarakat Indonesia yang kurang menaati protokol kesehatan.

Dengan semakin maraknya berita-berita hoaks, membuat pemerintah dan sektor kesehatan kewalahan dalam mengedukasi masyarakat. "Saya pikir waktu satu setengah tahun belum cukup bagi negara kita untuk beradaptasi terhadap pandemi,” ucap Muslih dalam pesan resminya, Kamis (15/7).

Dosen kelahiran Tuban ini menjelaskan, dalam penanganan pandemi, Indonesia kurang memperhatikan community chain (rantai komunitas). Padahal aspek ini berperan penting dalam proses penyebaran penyakit. Bahkan, bisa menjadi kunci utama untuk menangani pandemi Covid-19.

Dengan memperhatikan aspek ini, pemerintah dapat menerapkan strategi yang tujuannya untuk memutus persebaran di berbagai aspek kehidupan. Community chain yang ditekankan di sini lebih mengarah pada konektivitas antarunsur yang ada dalam komunitas atau masyarakat. 

Taiwan merupakan salah satu negara yang berhasil mengatasi pandemi dengan memperhatikan community chain atau rantai komunitas. Aspek ini di Taiwan memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Tidak hanya saat ditemukan kasus tapi tracking dan program pencegahannya.

Untuk menghadapi pandemi yang semakin parah, Muslih mengungkapkan, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh masyarakat. Pertama, kewaspadaan di mana masyarakat tidak boleh meremehkan keadaan dan memersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Kedua, belajar dari pengalaman karena masyarakat sudah lebih dari satu setengah tahun hidup bersama pandemi.

"Sekarang harusnya sudah banyak belajar dari kondisi yang telah dilalui  atau dari negara-negara lain yang sukses dalam penanganan Covid-19," jelas Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan tersebut.

Selanjutnya, pemerintah juga perlu menambah kecepatan, baik dalam aspek penanganan maupun informasi terkait Covid-19. Terakhir, yakni transparansi terkait akses informasi untuk khalayak luas. Selain itu, perlu adanya kolaborasi yang strategis pada lintas kementerian dan departemen. "Layanan kesehatan juga harus bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Terakhir, masyarakat juga dihimbau agar jangan mudah percaya pada berita hoaks yang menyesatkan,” kata dia menambahkan.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement