Selasa 20 Jul 2021 19:18 WIB

Kemunduran Umat Islam karena Meninggalkan Alquran

Kemunduran Umat Islam karena Meninggalkan Alquran.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
Kemunduran Umat Islam karena Meninggalkan Alquran. Foto: Alquran
Foto: republika
Kemunduran Umat Islam karena Meninggalkan Alquran. Foto: Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Eksistensi masyarakat Muslim di berbagai negara-negara dunia terus bertambah. Sayangnya, eksistensi negara mayoritas Muslim dinilai masih perlu ditingkatkan agar mampu berkembang pesat seperti kejayaannya pada masa silam.

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Prof Fathul Wahid mengatakan, ada beberapa yang membuat umat Islam alami kemunduran. Kurang mengapresiasi bakat diri, kurang mampu ikuti perkembangan zaman dan lamban menelaah realita sosial.

Baca Juga

"Kegagalan memahami realitas kontemporer sebabkan gagap melihat perkembangan, sehingga sering menggunakan kaca mata lama yang akhirnya esensinya terlewat," kata Fathul dalam kajian Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) UII, Selasa (20/7).

Ia menekankan, peranan ilmu sangat berpengaruh terhadap berkembangnya kemajuan pola pikir seorang Muslim. Ilmu itu mendapat posisi luar biasa penting dalam kehidupan karena pandangan kita itu dipengaruhi oleh ilmu yang kita kuasai.

"Termasuk, untuk mengisi hati kita, menjaga eksistensi hati," ujar Fathul.

Dosen PAI UII, Drs Imam Mudjiono menuturkan, kemunduran kaum Muslim saat ini karena banyak yang meninggalkan kitab suci yakni Alquran. Sehingga, kitab suci yang merupakan pedoman kehidupan bagi Muslim hanya sebagai ajang perlombaan.

Dengan kata lain, masih sangat banyak umat Islam yang sampai saat ini hanya menjadikan kita suci mereka sendiri sebagai satu tulisan di atas kertas putih kecil. Artinya, hanya sedikit yang mampu mengamalkan kandungan-kandungannya.

Ia menilai, kemajuan pola pikir masyarakat non-Muslim cenderung karena justru mengamalkan kandungan dalam Alquran. Sehingga, peradaban secara tidak langsung telah menjalankan hal-hal yang malah terkandung dalam kitab suci umat Islam.

"Disiplin, kerja keras, gatal kepada ilmu, pengabdian, kepedulian kepada fakir miskin mereka amalkan," kata Imam.

Menurut Imam, solusi cerdas dalam meningkatkan paradigma berpikir hebat dengan cara mengevaluasi diri sendiri dan mengajak lingkungan sekitar untuk berpikir progresif. Karenanya, kita harus bisa melatih diri untuk wujudkan mimpi-mimpi.

"Dulu Bung Karno pernah bilang gantungkan cita-citamu setinggi langit, tapi tidak banyak yang mengamalkan," ujar Imam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement