Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sri Narwanti

LIBRARY OF FUN (Sebuah Impian Tentang Perpustakaan Menyenangkan)

Eduaksi | Thursday, 22 Jul 2021, 14:19 WIB
Kegiatan literasi di Perpustakaan MAN 2 Yogyakarta

“Learning is most effective when its fun” (Hernowo, 2005)

Pembelajaran lebih banyak berhasil apabila diselenggarakan dengan cara-cara yang menyenangkan. Hernowo adalah salah satu tokoh yang memberikan banyak inspirasi tentang pembelajaran yang menyenangkan tersebut. Menyenangkan dalam hal ini tentu saja buka sekedar bermain-main saja, namun bagaimana sebuah proses pembelajaran bisa dilaksanakan dalam suasana yang tanpa paksaan, penuh kegembiraan dan tentu saja bermakna bagi si pemelajar. Penelitian-penelitian tentang pendidikan juga telah banyak membuktikan bahwa pembelajaran yang menyenangkan berdampak besar bagi keberhasilan tujuan pembelajaran.

Konsep pembelajaran menyenangkan inilah yang kemudian menginspirasi penulis tentang sebuah perpustakaan impian, yaitu Library of Fun. Harapannya dengan mengadopsi konsep menyenangkan, sebuah perpustakaan akan lebih efektif dalam mewujudkan tujuan serta visi dan misinya. Konsep menyenangkan yang diadopsi tentu saja harus berpaku pada komponen menyenangkan itu sendiri. Komponen menyenangkan menurut Meier dalam Hernowo (2005) terdiri atas 5 komponen yaitu bangkitnya minat, keterlibatan, terciptanya makna, pemahaman dan munculnya nilai yang membahagiakan.

Pertama, membangkitkan minat. Sebuah perpustakaan menyenangkan idealnya mampu membangkitkan minat pemustaka untuk mengunjungi dan memanfaatkan layanannya. Dalam upaya membangkitkan minat harapannya bisa diupayakan dari berbagai aspek. Misal koleksi, jenis layanan, desain bangunan serta keunikan yang lain. Saya memimpikan sebuah perpustakaan yang memiliki koleksi yang sangat beragam, bukan hanya dari aspek jumlah namun juga keanekargamannya. Koleksi untuk segala umur, bahkan koleksi yang bisa diakses untuk para disabilitas.

Kemudian dalam desain perpustakaan, penulis memimpikan sebuah perpustakaan yang desain bangunannya bukan sekedar besar, bukan sekedar unik namun sebuah bangunan yang selaras dengan kelestarian lingkungan (green building), dan tentu saja dapat diakses seluruh golongan. Dalam hal layanan pun bisa buka 24 jam, mudah untuk menjadi anggota, bisa memberikan kemudahan dalam akses informasi dengan akses wifi yang tidak terbatas dan menyediakan komputer untuk pemustaka.

Kedua, keterlibatan. Keterlibatan disini adalah keterlibatan pemustaka dalam setiap kegiatan perpustakaan. Untuk memberikan akses keterlibatan, penulis memimpikan perpustakaan yang juga menyediakan ruang untuk kegiatan-kegiatan diskusi, pelatihan, seminar bahkan mungkin pameran. Namun akan perannya tidak meluas diskusi yang diselenggarakan tentunya berdasarkan kebutuhan pemustaka.

Ketiga, terciptanya makna. Bagaimana sebuah perpustakaan mampu menciptakan makna? Ini bagian yang sulit dari impian penulis tentang sebuah perpustakaan menyenangkan. Sebab makna seringkali berkaitan erat dengan masing-masing pribadi. Makna sering muncul dalam konteks pribadi yang cukup subyektif. Maka dalam dalam membangun makna ini sebuah perpustakaan menyenangkan harus mampu memberikan kesan bagi pemustaka. Dan kesan ini tentu saja tidak bisa statis, harus terus dievaluasi sesuai perkembangan jaman. Maka kunci dari komponen ketiga ini adalah kreativitas pengelola perpustakaan agar terus mampu berkreasi sehingga peran perpustakaan menjadi bermakna untuk pemustaka.

Keempat, materi. Dalam konteks pembelajaran materi tentu saja konten yang ingin disampaikan kepada para pemelajar. Materi dalam sebuah perpustakaan menyenangkan adalah standar pengelolaan. Dalam pengelolaan perpustakaan, tentu tidak boleh melupakan standar yang memang harus dimiliki oleh sebuah perpustakaan. Apabila selama ini dalam penilaian akreditasi sebuah perpustakaan ada penilaian aspek koleksi, sarana, pelayanan, pengelolaan, ketenagaan dan unsur penguat. Maka impian saya perpustakaan dinilai juga dalam aspek mampu menghadirkan pengalaman menyenangkan.

Terakhir, komponen kelima adalah nilai yang membahagiakan. Bahagia setelah menggunakan layanan perpustakaan adalah impian saya tentang perpustakaan menyenangkan. Selain puas dengan koleksi dan layanan, penulis memimpikan bahwa setiap pemustaka setelah berkunjung ke perpustakaan muncul perasaan nyaman dan tenteram. Bagaimana mewujudkannya? Yaitu dengan menstimulasikan emosi positif di perpustakaan. Emosi positif di perpustakaan dibangun dengan menyediakan layanan meminimalkan stres, misal ada spot nobar, mabar (main game bareng), konser mini, bahkan bisa juga membuka layanan konsultasi psikologi. Nonton bareng film mungkin bukan hal yang baru, tapi kalau mabar mungkin bisa dibuat kompetisi dengan pemilihan game-game yang aman untuk segala usia. Layanan konsultasi juga bisa dibuat dengan cara-cara yang tidak terlalu serius misal lewat sharing dengan psikolog.

Maka dengan mengadopsi hal-hal di atas, penulis berharap akan muncul persepsi yang umum di masyarakat bahwa “library is place of fun”. Semoga.

DAFTAR PUSTAKA

Hernowo. 2005. Menjadi Guru Yang Mau dan Mampu Mengajar Secara Menyenangkan. Bandung: MLC

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image