Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image LK Siregar

3 Dimensi Bahasa Bisnis dalam Laporan Keuangan

Bisnis | Friday, 23 Jul 2021, 22:22 WIB
Kegiatan pelepasan penyu di Desa Sarongan, Banyuwangi

Siapa yang tidak kenal dengan Warren Buffet, seorang investor handal dan filantropis dunia. Ada quote terkait Laporan Keuangan (akuntansi) yang sangat relevan dengan dimensi informasi yang dihantarkan olehnya, “Accounting is language of business”.

Bahasa digunakan oleh kita semua untuk berkomunikasi atau saling menyampaikan informasi untuk dimengerti oleh masing-masing pihak. Peran bahasa menjadi sangat sentral untuk interaksi antar pihak.

Bisnis sebagai sebuah aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat ataupun sebuah organisasi pada dasarnya adalah bertujuan untuk menghasilkan sebuah nilai (value) bagi para pihak yang berinteraksi. Penyusunan informasi terkait perjalanan bisnis pada umumnya disajikan dalam bentuk laporan keuangan, hal ini digunakan sebagai alat komunikasi bagi para pihak yang terkait agar memperoleh pemahaman atas apa yang selama ini terjadi dan bagaimana prospek bisnis di masa yang akan datang. Susunan informasi dalam akuntansi yang membentuk laporan keuangan bisa menjadi storyteller bagi pelaku bisnis tentang bagaimana pencapaian bisnis tersebut yang mungkin bisa menginspirasi para pelaku bisnis lain ataupun bisa menarik minat investor untuk bergabung pada bisnis tersebut

Nah, jika dalam tatanan bahasa yang sering kita gunakan sehari-hari sebagai orang Indonesia yang memiliki khas atas kesantunan, tentu kita terbiasa membedakan tatanan bahasa yang digunakan saat kita berkomunikasi dengan teman sebaya dengan tatanan bahasa saat berkomunikasi dengan orang yang tua/dihormati ataupun saat kita berkomunikasi dengan situasi lingkungan professional. Bahkan mungkin kita akan lebih relax dan apa adanya saat berkomunikasi dengan diri sendiri di cermin (ayoo siapa yang suka ngomong sendiri J). Bahasa bisnis yang tertuang dalam laporan keuangan juga memiliki dimensi yang serupa dengan tatanan bahasa yang kita gunakan sehari-hari, dengan mempertimbangkan lawan bicara kita tentunya.

Yang pertama, saat kita sedang berkomunikasi dengan diri sendiri, dalam hal bahasa bisnis artinya sedang berkomunikasi dengan pihak internal, maka tatanan bahasa yang digunakan bisa “apa adanya” dan kita tidak tabu saat mendiskusikan hal-hal yang bersifat privacy sekalipun. Dalam dimensi laporan keuangan ini dikenal dengan tatanan laporan keuangan managerial, menganut konsep free format, kita bisa menentukan point of view yang dianggap penting untuk memberikan insight untuk mendorong pertumbuhan ataupun perbaikan bisnis kedepan. Laporan keuangan managerial biasanya digunakan untuk menentukan target penjualan (break event point), penetapan anggaran perusahaan, penilaian kinerja ataupun strategi bisnis lainnya.

Yang kedua, dimensi laporan keuangan yang bersifat formal dalam lingkungan professional menganut konsep formatted atau terstandarisasi, saya mengenalnya dengan tatanan laporan keuangan sesuai standar akuntansi. Untuk dimensi ini sudah ditentukan bagaimana cara menyajikan dan susunan penyajiannya, bahkan urusan pengukurannya juga sudah terstandarisasi. Hal ini dibutuhkan agar para pihak yang berkepentingan dapat memahami secara formal apa yang telah terjadi dalam proses bisnis yang dijalankan. Laporan keuangan yang terstandar akuntansi terdiri dari Laporan Posisi Keuangan (d/h Neraca), Laporan Laba Rugi, dan Laporan arus kas, Laporan Perubahan Modal dan Catatan atas Laporan Keuangan

Dimensi yang ketiga saya analogikan saat kita berkomunikasi dengan pihak yang kita hormati tapi bukan keluarga namun lebih kepada pengurus lingkungan tempat tinggal kita, sehingga kita sering memilih tatanan bahasa yang sesuai dengan norma yang ada, tidak terlalu bercerita tentang internal keluarga tetapi mereka juga sudah mengetahui sisilah keluarga melalui dokumen Kartu Keluarga yang dikelolanya. Kita akan memilih untuk memberikan informasi yang diminta sesuai dengan format ditentukan, misalnya berapa luas tanah dan rumah yang kita miliki, sehingga bisa dihitung iuran pemeliharaan lingkungan yang harus dibayar setiap periodenya. Laporan keuangan ini dikenal dengan laporan keuangan fiscal yang memuat informasi akuntansi untuk kepentingan perpajakan. Laporan keuangan ini mengacu kepada peraturan perpajakan dengan memperhatikan standar akuntansi. Penyajian laporan keuangan ini sebagai salah satu bukti nyata bahwa kita adalah warga Negara yang bijak dengan berkontribusi terhadap penerimaan pajak Negara.

Mudah2an artikel singkat ini bisa menambah wawasan #retizen bahwa laporan keuangan memiliki dimensi informasi sesuai kebutuhan pihak terkait. Sebuah komunikasi akan tercapai tujuannya saat para pihak memiliki frekuensi tatanan bahasa yang sama. Sebaliknya, komunikasi akan menjadi sia-sia bahkan menjadi mudharat saat para pihak tidak saling mengerti tatanan bahasa yang digunakan.

wallahu'alam bissawab

#accounting #bahasabisnis #retizen #ideelka

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image