Ahad 25 Jul 2021 08:20 WIB

Stok Beras Akhir 2021 Diproyeksi Capai 9,6 Juta Ton

Ada panen dan percepatan tanam, Kementan yakin kebutuhan beras masyarakat terpenuhi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), kunjungi penggilingan padi atau Rice Milling Unit (RMU) milik Menata Citra Selaras (MCS) di Cibitung, Jawa Barat. Peninjauan ini dilakukan usai dirinya bersama Bupati Bekasi dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI melakukan minitoring pertanaman padi dan  panen di Kabupaten Bekasi.
Foto: Kementan RI
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), kunjungi penggilingan padi atau Rice Milling Unit (RMU) milik Menata Citra Selaras (MCS) di Cibitung, Jawa Barat. Peninjauan ini dilakukan usai dirinya bersama Bupati Bekasi dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI melakukan minitoring pertanaman padi dan panen di Kabupaten Bekasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan stok beras hingga akhir tahun dalam kondisi aman. Ia mengatakan, mengacu pada data BPS yang diolah Kementerian Pertanian, produksi beras pada Juni mencapai 2,59 juta ton ditambah stok yang ada menjadi 10,6 juta ton, dan stok akhir Desember 2021 diproyeksikan mencapai 9,6 jt ton.

"Dari data yang ada alhamdulillah bagus, artinya stok beras kita secara nasional dalam kondisi yang baik dan mencukupi," kata Syahrul dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (24/7).

Baca Juga

Ia melanjutkan, Kementan telah secara optimal melakukan upaya pemenuhan pangan, terlebih di masa pandemi saat ini. Kementan melakukan peningkatan produksi dan berupaya memvalidasinya di lapangan. Hal itu mulai dari percepatan Musim Tanam II, pemberian bantuan kepada petani, penyerapan gabah secara maksimal hingga penanganan pascapanen.

Dengan panen raya dan percepatan tanam di berbagai wilayah, Syahrul yakin kebutuhan beras masyarakat mampu dipenuhi dari produksi dalam negeri meski di tengah pembatasan akibat pandemi. Dengan adanya potensi panen diberbagai daerah, Kementan bersama Bulog dan pemerintah daerah berupaya maksimal menyerap gabah petani.

Syahrul melanjutkan, Kementan memiliki perhitungan yang jelas kapan masa panen dan masa tanam, daerah mana saja, dan melakukan akselerasi bersama pemerintah daerah. "Cadangan beras juga cukup banyak baik yang ada di pengendalian langsung Bulog, penggilingan, dan penanganan pemerintah daerah," ungkap Syahrul.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi, mengungapkan, saat ini beberapa wilayah di Indonesia tengah memasuki waktu panen. Di Kabupaten Bekasi, misalnya, diprediksi sepanjang Juli ini akan panen hingga 4.458 hektare dengan estimasi produksi hingga 26.748 ton gabah kering giling (GKG).

Di lokasi panen tersebut saja, ada 50 hektare yang siap panen, dengan varietas inpari 32 yang produktivitasnya bisa mencapai 6 ton GKP per hektare. "Se-Kabupaten Bekasi potensi panen bisa sampai 6.989 hektare pada Agustus nanti. Estimasi produksi 41.935 ton GKG, dan tercatat serapan Bulog hingga bulan ini mencapai 150 ton," kata Suwandi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement