Ahad 25 Jul 2021 16:52 WIB

Kematian Pasien Isoman di DIY pada Juli Capai 400 Kasus

Angka kematian pasien isoman di DIY meningkat drastis pada Juli 2021.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andri Saubani
Tim Kubur Cepat membawa jenazah dengan protokol Covid-19 untuk dimakamkan di Badran, Yogyakarta. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Tim Kubur Cepat membawa jenazah dengan protokol Covid-19 untuk dimakamkan di Badran, Yogyakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kematian pasien Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah terus meningkat di DIY. Selama Juli 2021 ini, Komandan TRC BPBD DIY, Wahyu Pristiawan Buntoro mengatakan, sudah tercatat lebih dari 400 pasien Covid-19 yang meninggal saat isoman di rumah.

"Dibandingkan Juni, kenaikannya jauh sekali. Juni kemarin (kematian saat isoman) kira-kira hanya setengahnya, kematian di Juli meningkatnya drastis," kata Pris kepada Republika melalui sambungan telepon, Ahad (25/7).

Baca Juga

Tidak hanya kematian saat isoman, kematian pasien Covid-19 yang tengah mendapatkan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) pun juga terus menunjukkan penambahan yang signifikan di DIY. Pri menyebut, per harinya rata-rata pemakaman dengan protokol Covid-19 mencapai 105 jenazah.

"Rata-rata 105 ini termasuk yang meninggal saat isoman maupun meninggal di rumah sakit. Fluktuatif, pernah semalam ada 130 jenazah atau 134, tapi kalau rata-rata 102 atau 105 jenazah per hari," ujarnya.

Meningkatnya kematian Covid-19 ini menjadikan beban kerja yang juga meningkat. Pris menuturkan, penambahan relawan pun dilakukan agar pelayanan tetap berjalan dengan baik.

"Petugas yang ada di manajemen posko (dukungan operasi satgas Covid-19) ada 90 orang. Di luar petugas itu lah para sukarelawan yang kita mobilisasi yang jumlahnya belum pernah kami kekurangan personel maupun kekurangan ambulance," katanya.

Penambahan relawan ini dilakukan untuk membantu proses pemakaman. Relawan yang dibentuk berasal dari Karang Taruna hingga Tim SAR. Pihaknya juga melakukan mobilisasi relawan di tingkat komunitas atau masyarakat untuk membantu proses pemakaman jenazah Covid-19.

"Sebenarnya kita tidak berharap pemulasaraan jenazah infeksius ini diambil oleh masyarakat, karena ini sangat berbahaya. Tapi kita harus tetap memberikan solusi, walaupun sangat berbahaya kita harus meminimalkan risikonya, maka kita melakukan pelatihan sukarelawan untuk bisa memberi tambahan tenaga pemulasaraan," jelas Pris.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat juga mengatakan, peningkatan kematian Covid-19 pada Juli ini sangat signifikan. Di Kota Yogyakarta, sudah ada penambahan sekitar 400 kematian pasien Covid-19 selama PPKM darurat dan PPKM Level 4.

Dari jumlah tersebut, katanya, sekitar 180 kematian Covid-19 merupakan pasien yang tengah menjalani isoman di rumah. Per harinya, rata-rata pelayanan pemakaman mencapai 20-30 jenazah dengan protokol kesehatan Covid-19, baik itu yang meninggal saat isoman maupun di fasyankes.

"Dari Agustus (2020) sampai 2 Juli (2021) kami sudah melayani pemakaman sekitar 500-an. Dari tanggal 3 Juli sampai 22 Juli sudah 902, artinya meningkat sekitar 400. Jadi, selama PPKM saja, peningkatan kematian hampir mencapai jumlah kematian selama hampir satu tahun," kata Nur kepada Republika melalui sambungan telepon, Ahad (25/7).

Pihaknya pun juga sempat kewalahan dalam menangani pemakaman jenazah Covid-19. Pasalnya, tim pemakaman yang ada di BPBD Kota Yogyakarta sendiri juga terbatas yang saat ini hanya ada delapan tim.

Masing-masing tim beranggotakan tujuh personel. Namun, kata Nur, tim yang saat ini aktif untuk pemakaman hanya enam tim.

Dua tim lainnya, kata Nur, bertugas untuk menggerakkan relawan dan masyarakat untuk dapat membantu proses pemakaman dengan protokol Covid-19. Sehingga, pihaknya pun melakukan pelatihan dan pendampingan kepada relawan dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam penanganan jenazah Covid-19.

"Ada delapan tim, tapi dua tim merupakan tim pendamping dan penggerak masyarakat di wilayah," ujarnya.

Nur menyebut, pembentukan relawan ini dilakukan di tingkat kelurahan. Hampir di seluruh kelurahan di Kota Yogyakarta sudah memiliki relawan untuk membantu penanganan jenazah Covid-19.

"Kelurahan ada 45, sudah ada relawan di 30 kelurahan dengan satu tim beranggotakan tujuh orang. Artinya sudah sekitar 210 orang relawan yang sudah dibentuk," jelas Nur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement