Senin 26 Jul 2021 22:10 WIB

Ketersediaan Oksigen di NTB Menipis Akibat Peningkatan Covid

Dinkes NTB menyebut oksigen menipis akibat pemakaian di RSUD NTB dan Mataram

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas medis memeriksa kesehatan warga penerima vaksin di Puskesmas Ampenan, Mataram, NTB. Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat menyatakan, ketersediaan oksigen di wilayahnya mulai menipis seiring melonjaknya angka pasien Covid-19.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Petugas medis memeriksa kesehatan warga penerima vaksin di Puskesmas Ampenan, Mataram, NTB. Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat menyatakan, ketersediaan oksigen di wilayahnya mulai menipis seiring melonjaknya angka pasien Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat menyatakan, ketersediaan oksigen di wilayahnya mulai menipis seiring melonjaknya angka pasien Covid-19.

"Kalau saya ibaratkan persediaan oksigen kita ini seperti lampu kuning. Dalam artian kita waspada terhadap oksigen ini," kata Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Lalu Hamzi Fikri usai mengikuti rapat koordinasi evaluasi penangangan COVID-19 di NTB yang dilaksanakan di Kantor Gubernur NTB di Mataram, Senin (26/7).

Ia menyatakan, menipisnya persediaan oksigen itu tidak terlepas tingginya permintaan oksigen oleh rumah sakit seiring melonjaknya pasien positif COVID-19 yang mendapat perawatan. "Konsumsi terbanyak itu di RSUD Provinsi NTB dan RSUD Kota Mataram karena merupakan rumah sakit rujukan COVID-19 dan banyak menangani pasien pasien COVID-19," ucapnya.

Menurut Hamzi Fikri, ketersediaan oksigen di NTB sebanyak 220 ton, sedangkan permintaan oksigen karena lonjakan kasus COVID-19 menjadi 80 sampai 120 ton sebulan, bahkan hingga 160 ton. "Rata-rata kebutuhan rumah sakit sehari itu 8 ton. Sehingga bisa dibayangkan sebulan berapa kita butuhkan oksigen karena ada lonjakan kasus sehingga kebutuhan oksigen menjadi over kapasitas. Sementara persediaan tidak banyak," ungkap mantan Direktur RSUP NTB ini.

Karena itu, lanjut Hamzi Fikri, untuk menjaga ketersediaan oksigen di dalam daerah tidak ada cara lain rumah sakit harus melakukan efisiensi oksigen atau Non Invasive Ventilator (NIV) untuk membantu pasien COVID-19."Adanya peningkatan kasus perlu yang harus dijaga itu soal ketersediaan oksigen. Ketika pasien masuk ruang ICU maka kebutuhan oksigen itu akan tinggi. Karena satu pasien itu butuh 20 - 30 tabung sehari. Karena dia (pasien) butuh suplai oksigen yang cukup tinggi," katanya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
لَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنٰتِ وَاَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتٰبَ وَالْمِيْزَانَ لِيَقُوْمَ النَّاسُ بِالْقِسْطِۚ وَاَنْزَلْنَا الْحَدِيْدَ فِيْهِ بَأْسٌ شَدِيْدٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهٗ وَرُسُلَهٗ بِالْغَيْبِۗ اِنَّ اللّٰهَ قَوِيٌّ عَزِيْزٌ ࣖ
Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat, Mahaperkasa.

(QS. Al-Hadid ayat 25)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement