Selasa 27 Jul 2021 14:02 WIB

Jokowi Dorong Kampus Jadi Institusi 'Edutech'

Lulusan perguruan tinggi perlu memiliki hybrid knowledge dan hybrid skill.

Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong perguruan tinggi di Indonesia agar bisa menjadi institusi berbasis teknologi pendidikan atau education technology (eductech). Dorongan presiden ini muncul sebagai respons atas munculnya disrupsi teknologi digital yang mengubah berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk di bidang pendidikan. 

"Kita harus akui bahwa teknologi telah menjadi master disrupsi. Perdagangan menjadi e-commerce. Perbankan terdisrupsi oleh fintech dan e-payment. Kedokteran dan farmasi oleh health-tech. Pendidikan telah terdistrupsi besar-besaran oleh edutech," ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya di Konferensi Forum Rektor Indonesia, Selasa (27/7). 

Baca Juga

Presiden mengingatkan para rektor agar bisa menjadikan perguruan tinggi sebagai institusi edutech. Dengan demikian, kampus-kampus di Indonesia bisa mengikuti tren digitalisasi yang melanda dunia. 

"Teknologi paling dasar adalah pembelajaran memanfaatkan teknologi digital, digital learning juga sangat penting adalah memfasilitasi mahasiswa untuk belajar kepada siapapun juga, dimanapun juga, tentang apapun juga," ujar Jokowi. 

Cepatnya disrupsi yang terjadi, imbuh presiden, juga memaksa perguruan tinggi untuk bisa menyiapkan lulusan yang memiliki keterampilan selaras dengan tuntutan pasar. Tak hanya keilmuan yang dipelajari di kampus, lulusan perguruan tinggi juga dianggap perlu memiliki hybrid knowledge dan hybrid skill agar bisa menjawab tantangan disrupsi teknologi. 

"Jangan memagari disiplin ilmu terlalu kaku. Korbannya bukan hanya para alumni yang gagap menyongsong masa depan tetapi juga perguruan tinggi tidak mampu membangun relevansi dalam dunia yang sedang terdisrupsi," kata Jokowi. 

Jokowi meminta perguruan tinggi yang berusia tua untuk segera melakukan peremajaan diri, termasuk kurikulum dan sistem pembelajaran. Peremajaan dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan industri. Sementara perguruan tinggi yang berusia muda, imbuh presiden, diminta untuk segera menyesuaikan diri dalam arus perubahan zaman. 

"Perguruan tinggi yang muda tidak terbebani untuk membuang tradisi kerja masa lalu. Perguruan tinggi baru berkesempatan untuk melompat ke cara kerja baru, ke kurikulum baru, ke manajemen model baru," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement