Rabu 28 Jul 2021 01:59 WIB

Pertamina Beri Tips Tembus Pasar Ekspor Australia

Dari segi regulasi dan perizinan, Australia cukup ketat dalam hal barang-barang impor

Red: Gita Amanda
Pertamina
Foto: borneomagazine.com
Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) melalui Program Pendanaan UMK berkomitmen untuk terus mendukung mitra binaannya menjadi UMK Go Global. Komitmen tersebut diwujudkan dalam pembekalan peserta UMK Academy 2021 dengan menghadirkan fasilitator berpengalaman dan mitra binaan Pertamina yang berhasil sukses menembus pasar dunia dengan karyanya.

Pjs Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, selain bertujuan untuk memperkenalkan pasar ekspor, pembekalan pada sesi pertama tersebut juga sebagai sarana untuk menginspirasi peserta dari kelas Go Global agar lebih terpacu untuk mampu menjual produknya hingga ke mancanegara.

Baca Juga

“Pertamina telah menghadirkan Co-Founder & Director House of Indonesia Sydney, Vidi Vinandar. Juga terdapat exclusive facilitator dari MarkPlus Institute, Marthani dan salah satu mitra binaan Pertamina yang cukup berprestasi dengan usaha Kekean Wastra Galery yang dimilikinya yakni Achmad Nur Hasim atau Aam,” jelas Fajriyah.

Dalam pemaparannya, Vidi banyak menyampaikan terkait regulasi dan kiat-kiat untuk dapat menembus pasar ekspor Australia. Menurutnya, dari segi regulasi dan perizinan, Australia cukup ketat dalam hal barang-barang impor. “Untuk produk makanan misalnya, UMK bisa melihat biosecurity yang sudah disediakan dalam situs Departemen Agrikultur, Air, dan Lingkungan. Semuanya tertera secara jelas,” ujarnya.

Sementara itu, Marthani menambahkan, untuk dapat menjadi UMK naik kelas dan Go Global, para UMK harus memperhatikan sejumlah prinsip strategi pemasaran. Seperti mencari peluang, analisis kekuatan usaha, hingga pengoptimalan peluang dengan kondisi 3C. “Change, competitor, customer. Tiga kondisi ini perlu ditelaah lebih dalam untuk dapat mendapatkan hasil analisis yang akurat,” katanya.

Cara-cara itulah yang sebelumnya telah diterapkan oleh Aam. Berangkat dari kepedulian terkait budaya dan kearifan busana lokal, Aam mendirikan usaha berbasis sociopreneur yakni Kekean Wastra Gallery. “Saya terus cari cara bagaimana sebuah produk handmade lokal bisa jadi industri besar. Kuncinya selain standardisasi, ternyata adanya SDM yang melimpah juga bisa jadi kekuatan,” katanya.

Atas dasar itulah dia turut mendirikan Kekean Foundation. Selain sebagai bentuk tanggung jawab sosial, bagian dari usaha ini juga berperan dalam membuat dan mengembangkan proses usaha. Seperti invensi pasar yang lebih luas atau mencari kelompok usaha bersama (KUB) yang berpotensi untuk dikembangkan. “Saat ini kami memberdayakan 12 KUB, di mana terakhir bergabung yakni KUB di Gresik dengan sekitar 290 penenun yang tergabung di dalamnya,” imbuhnya.

Semangat berwirausaha itulah yang banyak disampaikan pada para peserta UMK Go Global secara virtual. Hingga akhirnya dia mampu mewujudkan salah satu mimpi besarnya yakni berkolaborasi dengan rumah mode ternama di dunia yakni Christian Dior. “Dibalik beberapa cobaan di kala pandemi, justru datang kesempatan yang luar biasa. Inilah pentingnya untuk terus memperbanyak inovasi dan kerja keras,” pungkasnya, seperti dalam siaran pers.

Menurut Fajriyah, melalui Program Pendanaan UMK, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan.

Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari tanggung jawab lingkungan dan sosial, demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement