Rabu 28 Jul 2021 09:58 WIB

BRI Salurkan Kredit Rp 579,7 T ke Sektor Usaha Berkelanjutan

Dengan penerapan sistem keberlanjutan, kinerja finansial BRI semakin membaik.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Utama BRI Sunarso. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat penyaluran kredit kepada kegiatan bisnis berkelanjutan sebesar Rp 579,7 triliun.
Foto: Dok BRI
Direktur Utama BRI Sunarso. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat penyaluran kredit kepada kegiatan bisnis berkelanjutan sebesar Rp 579,7 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat penyaluran kredit kepada kegiatan bisnis berkelanjutan sebesar Rp 579,7 triliun. Adapun realisasi ini diperoleh perseroan sejak Januari-Maret 2021.

Direktur BRI Sunarso merinci, penyaluran kredit tersebut didominasi untuk usaha mikro sebesar Rp 490,8 triliun, sektor energi terbarukan senilai Rp 15,7 triliun, kegiatan usaha pencegahan dan pengawasan polusi Rp 2,4 triliun, transportasi ramah lingkungan sebesar Rp 18,3 triliun, dan bangunan hijau sebesar Rp 2,8 triliun.

Baca Juga

"Total tersebut (Rp 579,7 triliun) sekitar 64,7 persen dari keseluruhan penyaluran kredit BRI," ujar Sunarso dalam webinar seperti dikutip Rabu (28/7).

Sunarso melanjutkan, penyaluran kredit juga untuk kegiatan usaha pengelolaan sumber daya alam hayati yang berkelanjutan secara lingkungan dan tata guna lahan sebesar Rp 39,1 triliun, konservasi keanekaragaman hayati darat dan perairan sebesar Rp 714 miliar.

Selanjutnya, pengelolaan air dan limbah air yang berkelanjutan sebesar Rp 673 miliar, bisnis produk, teknologi dan proses produksi yang ramah lingkungan sebesar Rp 9 triliun, serta proyek terkait keberlanjutan lainnya sebesar Rp 290 miliar.

Dengan penerapan sistem keberlanjutan tersebut, Sunarso menyebut kinerja BRI secara finansial semakin membaik di tengah krisis Covid-19. "Terbukti dari aset kami yang sampai kuartal satu 2021 mampu tumbuh 6,8 persen," ungkapnya.

Adapun penyaluran kredit bank pelat merah tersebut juga mampu tumbuh 1,4 persen di tengah kontraksi pertumbuhan kredit secara nasional, dengan kontribusi terbesar dari kredit segmen mikro sebesar 16 persen. Tercatat total simpanan atau dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 5,6 persen, dengan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) naik tipis 3,12 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement