Sabtu 31 Jul 2021 06:03 WIB

Di balik Keberhasilan Haji di Masa Pandemi

Saudi benar-benar menyiapkan secara total penyelenggaraan haji di 2021.

Red: Joko Sadewo
Jemaah haji melakukan tawaf
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Jemaah haji melakukan tawaf

Oleh : Esthi Maharani, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Untuk kali kedua, Arab Saudi hanya menggelar haji dengan jumlah sangat terbatas yakni hanya 60 ribu jamaah termasuk warga negara Saudi dan ekspatriat. Pengurangan haji tahun ini karena pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Jumlah tersebut jauh lebih besar daripada jumlah jamaah haji pada tahun sebelumnya yang dihadiri kurang dari 1.000 orang.

Dengan pengalaman tahun sebelumnya, Saudi benar-benar menyiapkan secara total penyelenggaraan haji di tahun kedua pandemi ini. Pemerintah Saudi memperlihatkan komitmennya untuk menyelenggarakan haji tahun ini sesuai dengan langkah-langkah pencegahan yang memungkinkan peziarah dapat beribadah dengan cara yang aman, nyaman, dan damai. Raja Salman telah berusaha untuk memastikan haji tahunan terus berlangsung tanpa gangguan walaupun ada perubahan dan penyesuaian dalam penyelenggaraannya.

Dalam pidato Idul Adha, Raja Salman berterima kasih kepada negara-negara Islam yang mendukung upaya Arab Saudi melawan pandemi Covid-19 selama haji. Dia mengatakan dukungan mereka terhadap langkah-langkah tersebut telah berkontribusi untuk melindungi jamaah haji dan mencegah penyebaran Covid-19.

Selain itu, raja menyebut kampanye vaksinasi Arab Saudi telah memungkinkan pihak berwenang untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi jamaah haji. “Langkah-langkah telah diambil selama ritual ibadah haji untuk mengurangi kemungkinan penyebaran Covid-19 mengingat apa yang sedang dialami dunia,” kata Raja Salman, dilansir Arab News, Rabu (21/7).

Pelayanan haji tahun ini terbilang tepat dan sukses, setelah pemerintah Saudi secara resmi mengumumkan tak ada jamaah yang terpapar Covid-19 selama ibadah berlangsung. Jamaah haji yang berpartisipasi dalam ibadah haji tahun ini berhasil mematuhi langkah-langkah kesehatan yang tersebar di semua tempat suci. Kesuksesan ini mencerminkan kemampuan Saudi untuk memikul tanggung jawab suci dengan mengorganisasi ritual ibadah haji.

Salah satu yang dilakukan Saudi yakni penggunaan teknologi dan penerapan aturan serta disiplin yang ketat. Misalnya saja, dari segi teknologi, Saudi mengerahkan robot untuk menyemprotkan disinfektan di sekitar Ka’bah dan situs-situs suci lainnya. Disinfektan disemprotkan dua sampai tiga kali dalam satu shift petugas kebersihan.

Selain itu, Arab Saudi juga meluncurkan gelang pintar untuk jamaah haji. Gelang itu menyerupai Apple Watch yang mencakup informasi tentang haji, tingkat oksigen jamaah, data vaksin, dan memiliki fitur darurat untuk meminta bantuan. Selama haji di masa pandemi, jamaah akan minum air Zamzam dalam botol plastik kemasan.

Dari segi penerapan aturan dan kedisiplinan, Saudi menegaskan bahwa jamaah harus membawa sajadah sendiri untuk sholat dan disediakan payung yang berfungsi melindungi mereka dari sinar matahari. Setiap jamaah pun harus mengikuti jadwal yang ketat dari aplikasi haji dan umroh guna menghindari keramaian.

Tak hanya itu, Saudi juga menekankan pentingnya mekanisme keamanan tambahan yang diterapkan pada haji tahun ini. Lebih banyak polisi dan petugas keamanan hadir untuk mengawasi langkah-langkah kesehatan Covid-19 sambil menjaga kekhusukan para jamaah haji.

Meski secara umum pelaksanaan haji berjalan lancar dan aman tetap ada beberapa hal yang menjadi catatan. Salah satunya terkait kualitas makanan yang tidak sesuai harapan. Kementerian Haji dan Umroh Saudi menemukan adanya layanan makanan di bawah standard di beberapa kamp haji. Saudi pun akan menjatuhkan sanksi berat pada perusahaan yang menawarkan layanan kelas dua setelah melakukan penyelidikan menyeluruh.

 

Saudi pun menekankan akan mempertimbangkan untuk mengevaluasi kembali perusahaan-perusahaan swasta tersebut. Bahkan layanan yang memberikan lisensi dari kontraktor juga dapat ditarik. Saudi menegaskan bahwa layanan yang diberikan kepada jamaah harus sesuai dengan kualitas yang telah ditetapkan.

 

Apabila berkaca pada kesuksesan penyelenggaraan haji 2021, calon jamaah haji Indonesia harus bisa mengambil pelajaran berharga. Misalnya saja terkait kedisiplinan dan penggunaan teknologi. Dapat dilihat secara jelas bahwa Arab Saudi memberikan aturan yang sangat rinci dan teknologi canggih, maka jamaah haji Indonesia pun harus mematuhi aturan ketat tersebut dan beradaptasi dengan teknologi yang diterapkan.

 

Namun, hal yang paling utama dari penyelenggaraan haji tahun ini adalah pemerintah bisa meningkatkan upaya-upaya diplomatik untuk meyakinkan Saudi agar jamaah Indonesia bisa menjalankan ibadah haji tahun-tahun berikutnya. Keseriusan pemerintah berdiplomasi dan menangani pandemi Covid-19 menjadi tolok ukur sekaligus alat tawar agar Saudi membukakan pintu untuk jamaah asal Indonesia yang antreannya semakin panjang jika terus ditunda keberangkatannya

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement