Kamis 05 Aug 2021 05:25 WIB

Angka BOR Rumah Sakit Turun Signifikan

Jumlah kasus mingguan secara nasional mengalami penurunan sebesar lima persen.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Muhammad Fakhruddin
Angka BOR Rumah Sakit Turun Signifikan (ilustrasi).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Angka BOR Rumah Sakit Turun Signifikan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, tren keterisian tempat tidur atau BOR baik di ruang isolasi maupun ICU mengalami penurunan signifikan. Namun demikian, terdapat beberapa provinsi yang masih memiliki keterisian tempat rawat isolasi lebih dari 80 persen yaitu Sumatera Barat, Bangka Belitung, Yogyakarta, Bali, Kalimantan Timur, dan Gorontalo.

“Untuk penggunaan tempat perawatan ICU yang lebih dari 80 persen tercatat di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jawa Barat, DIY, Banten, dan Kalimantan Timur,” jelas Siti Nadia saat konferensi pers.

Kemenkes juga mencatat, jumlah kasus mingguan secara nasional saat ini mengalami penurunan sebesar lima persen dibandingkan pada minggu sebelumnya. Kendati demikian, masih terdapat sejumlah provinsi yang melaporkan kenaikan kasus lebih dari 50 persen dibandingkan minggu sebelumnya, yakni Provinsi Aceh, Riau, Bengkulu, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo.

Sementara itu, jumlah kematian pada minggu ini mengalami kenaikan sebesar 28 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Peningkatan kasus kematian ini terjadi merata di 28 provinsi di Indonesia.

Kemenkes mencatat penambahan jumlah kematian mingguan yang lebih dari 50 persen terjadi di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Banten, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi Barat.

Lebih lanjut, kebijakan pelonggaran pengetatan yang sudah mulai berjalan saat ini berdampak pada peningkatan pergerakan penduduk. Nadia menyebut, peningkatan pergerakan masyarakat terjadi di tempat-tempat seperti restoran, kafe, pusat perbelanjaan, dll.

Peningkatan pergerakan ini akan berpotensi terhadap peningkatan interaksi antar masyarakat sehingga berpengaruh terhadap potensi penularan. Karena itu, ia mengimbau para pelaku usaha yang telah mulai beroperasi untuk memastikan para pengunjung agar menerapkan protokol kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement