Jumat 06 Aug 2021 23:04 WIB

Pasien Covid-19 Sembuh Yogyakarta Bertambah 2.089 Orang

Saat ini, total pasien Covid-19 sembuh di Yogyakarta mencapai 85.524 orang.

Red: Nora Azizah
Saat ini, total pasien Covid-19 sembuh di Yogyakarta mencapai 85.524 orang.
Foto: Prayogi/Republika.
Saat ini, total pasien Covid-19 sembuh di Yogyakarta mencapai 85.524 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat jumlah pasien yang sembuh dari COVID-19, Jumat (6/8), bertambah 2.089. Saat ini, total pasien COVID-19 sembuh mencapai 85.524 orang.

"Terjadi penambahan pasien sembuh sebanyak 2.089 kasus," kata Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan COVID-19, Berty Murtiningsih melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Jumat (6/8).

Baca Juga

Ia mengatakan, jika dilihat berdasarkan wilayah domisili, 2.089 pasien sembuh itu terdiri atas 424 kasus asal Kota Yogyakarta, 463 kasus dari Kabupaten Bantul, 200 kasus asal Kulon Progo, 268 kasus asal Gunung Kidul, serta 734 kasus Kabupaten Sleman. Sedangkan jumlah kasus pasien terkonfirmasi positif, Berty menyebut bertambah 1.639 orang, sehingga menjadi 127.109 kasus.

Berdasarkan wilayah domisili, 1.639 pasien positif itu terdiri atas 205 kasus asal Kota Yogyakarta, 553 kasus asal Kabupaten Bantul, 80 kasus asal Kulon Progo, 462 kasus asal Sleman, serta 339 kasus dari Gunung Kidul. Jika mengacu riwayat kasusnya, kata dia, terdiri atas 112 kasus periksa mandiri, 1.501 kasus hasil penelusuran kontak kasus, tiga kasus hasil skrining karyawan kesehatan, serta 23 kasus masih dalam penelusuran.

Ia juga mencatat penambahan kasus meninggal 72 kasus, sehingga total kasus meninggal menjadi 3.765 kasus.Berdasarkan data dari rumah sakit rujukan, total suspek COVID-19 tercatat 73.667 orang. Total tempat tidur khusus isolasi kritikal di DIY yang tersedia 318 unit, saat ini terpakai 237 unit (BOR 74,52 persen), sedangkan tempat tidur nonkritikal yang tersedia 1.462 unit, telah terpakai 1.195 unit (BOR 81,73 persen).

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
مِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ عَنْ مَّوَاضِعِهٖ وَيَقُوْلُوْنَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَّرَاعِنَا لَيًّاۢ بِاَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِى الدِّيْنِۗ وَلَوْ اَنَّهُمْ قَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَاَقْوَمَۙ وَلٰكِنْ لَّعَنَهُمُ اللّٰهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
(Yaitu) di antara orang Yahudi, yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Dan mereka berkata, “Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya.” Dan (mereka mengatakan pula), “Dengarlah,” sedang (engkau Muhammad sebenarnya) tidak mendengar apa pun. Dan (mereka mengatakan), “Raa‘ina” dengan memutar-balikkan lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan, “Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami,” tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah melaknat mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali sedikit sekali.

(QS. An-Nisa' ayat 46)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement