Ahad 08 Aug 2021 19:08 WIB

Bagaimana Sholat Bersihkan Hati? Ini Kata Ibnu Athaillah

Sholat bisa menjadi sarana untuk membersihkan hati bagi Muslim

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Sholat bisa menjadi sarana untuk membersihkan hati bagi Muslim. Ilustrasi sholat
Foto: dok. Republika
Sholat bisa menjadi sarana untuk membersihkan hati bagi Muslim. Ilustrasi sholat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sholat merupakan ibadah yang diperintahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan umat Islam. 

Sholat sendiri memiliki banyak manfaatnya, diantaranya adalah bisa membersihkan hati yang dikotori oleh dosa-dosa. Seperti diterangkan Ibnu Athaillah As Sakandari dalam kitab al-Hikam: 

Baca Juga

الصلاة طهرة للقلوب من أدناس الذنوب واستفتاح لباب الغيوب Dalam syarah Al-Hikam, Syekh Abdullah Asy-Syarqawi menjelaskan bahwa sholat sesungguhnya ialah menjadi pembersih hati dari pengaruh dan kotoran duniawi dan dosa, serta sifat-sifat lain yang menjauhkan pelakunya dari pandangan kepada Tuhan Yang Mahaperkasa.

Lebih jauh, dia juga memberikan komentar bahwa sholat sejatinya merupakan pembuka pintu sesuatu yang tak pernah engkau miliki, yaitu berupa makrifat dan rahasia-rahasia Ilahi. Menurut Syekh Abdullah, makrifat dan rahasia ilahi ini diumpamakan dengan harta karun yang tertutup rapat.

“Jika hati sudah dibersihkan, tutupnya akan diangkat sehingga dia bisa melihat rahasia-rahasia gaib yang tak bisa dilihatnya,” kata Syekh Abdullah dikutip dalam syarah kitab Al-Hikam terbitan TuRos.

Dalam kitab Al-Hikam, Ibnu Athaillah juga mengungkapkan bahwa sholat adalah tempat munajat dan kerinduan. Di dalamnya ruang rahasia meluas dan cahaya-cahaya bersinar. 

Menurut Syekh Abdullah, munajat yang disebut Ibnu Athaillah tersebut bermakna keintiman dan percakapan lembut seorang hamba dengan Tuhannya.

Syekh Abdullah menuturkan, sholat adalah media munajat hamba kepada Tuhan-Nya. Dengan munajat itu, Allah menampakkan sifat-sifat-Nya yang indah sebagai rahmat-Nya kepada para hamba dan seluruh alam semesta. Dengan munajat itu pula, Allah memasukkan ke dalam batin hamba ilmu-ilmu laduni dan rahasia-rahasia pengetahuan.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَوْ جَعَلْنٰهُ قُرْاٰنًا اَعْجَمِيًّا لَّقَالُوْا لَوْلَا فُصِّلَتْ اٰيٰتُهٗ ۗ ءَاَ۬عْجَمِيٌّ وَّعَرَبِيٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هُدًى وَّشِفَاۤءٌ ۗوَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ فِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرٌ وَّهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًىۗ اُولٰۤىِٕكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَّكَانٍۢ بَعِيْدٍ ࣖ
Dan sekiranya Al-Qur'an Kami jadikan sebagai bacaan dalam bahasa selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah patut (Al-Qur'an) dalam bahasa selain bahasa Arab sedang (rasul), orang Arab? Katakanlah, “Al-Qur'an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Al-Qur'an) itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.”

(QS. Fussilat ayat 44)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement