Ahad 08 Aug 2021 22:43 WIB

Rumah Sakit di Perbatasan Sulit Cari Pasokan Oksigen

Permintaan oksigen untuk pasien Covid-19 di perbatasan membengkak

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nashih Nashrullah
Permintaan oksigen untuk pasien Covid-19 di perbatasan membengkak. Stok oksigen sulit didapatkan. Ilustrasi
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Permintaan oksigen untuk pasien Covid-19 di perbatasan membengkak. Stok oksigen sulit didapatkan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN – Rumah sakit di Kota Tarakan, Kalimantan Utara masih kesulitan mengakses pasokan oksigen medis.

Tidak banyak produsen oksigen medis yang terdapat di provinsi tersebut, apalagi untuk memenuhi pasokan ke sejumlah rumah sakit di tengah lonjakan kasus seperti ini. 

Baca Juga

Salah satu produsen oksigen medis di Kalimantan Utara adalah PT Tarakan Estetika Plaza yang mampu memproduksi 250-300 tabung oksigen berkapasitas 6 meter kubik per harinya. Butuh waktu 40 menit untuk mengantarkan tabung-tabung oksigen ke sejumlah rumah sakit di Kota Tarakan. Itu pun, pasokan harus dibagi rata.  

"Memang di Tarakan hanya ada satu pabrik yang berukuran agak besar di Juata Laut. Itupun belum mencukupi kebutuhan kami," ujar Dirut RSUD Tarakan, Franky Sientoro.  

Karena kebutuhan yang tinggi, PT Tarakan Estetika kemudian mengubah peruntukan suplai oksigennya ke medis. Sebelum pandemi, kebutuhan oksigen mayoritas untuk konsumsi industri dan perikanan tambak.  

"Kami mengapresiasi perusahaan yang mau menyesuaikan orientasi bisnisnya untuk kemanusiaan. Karena memang kebutuhan oksigen di Tarakan dan Nunukan melonjak karena penularan cepat varian delta ini," ujar Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden an (KSP) Agung Rulianto dalam siaran pers, Ahad (8/8). 

Selain RSUD Tarakan, rumah sakit yang turut antre oksigen dari pabrik satu-satunya tersebut adalah  RSU Kota Tarakan, RS Pertamedika, RS Bhayangkara, dan RS Angkatan Laut. Bahkan RSUD Nunukan di seberang pulau pun turut mengambil nomor antrean. "Kami mendapatkan antrean kelima," ujar Dirut RSUD Nunukan, Dulman.  

Meningkatnya jumlah pasien Covid-19 di Kota Tarakan membuat Dokter Franky dan para nakes kewalahan. Maklum saja, RSUD Tarakan jadi rumah sakit rujukan di Provinsi Kalimantan Utara. 

Franky berkisah, sejak varian Delta mulai menyerang pada tengah Juni tahun ini, kebutuhan oksigen di rumah sakitnya bisa mencapai 300 tabung. Hitungan angka riil Franky, sehari kebutuhan oksigen bisa mencapai lebih dari 700 tabung besar atau 6 meter kubik.  

"Jadi yang dari Juata tidak mencukupi. Kami dapat bantuan juga dari Pupuk Kaltim," ujar Franky yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Kaltara ini. 

Kekurangan pasokan oksigen membuat manajemen rumah sakit menyusun strategi. Salah satunya, dengan mengatur daftar prioritas pasien sesuai dengan tingkat kedaruratannya.  

Upaya mengatasi keterbatasan oksigen dan vaksin terus diupayakan oleh pemerintah. Termasuk mencari sumber-sumber lain yang bisa menyediakan pasokan oksigen seperti yang dilakukan BUMN PT Pupuk Kaltim.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement