Selasa 10 Aug 2021 20:52 WIB

Total Kematian Covid-19 pada Juli Capai 24.496 Jiwa

Rata-rata kematian harian Covid-19 pada Juli di atas 1.000 orang.

Rep: Dessy Suciati Saputri, Intan Pratiwi/ Red: Andri Saubani
Petugas Public Safety Center 119 (PSC 119) bersama warga mengevakuasi jenazah pasien Covid-19 yang meninggal saat isolasi mandiri (isoman) di rumahnya di Jalan Padasuka, Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Rabu (28/7). Berdasarkan catatan Satgas Penanganan Covid-19, tercatat total 24.496 kematian khusus pada Juli 2021. (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas Public Safety Center 119 (PSC 119) bersama warga mengevakuasi jenazah pasien Covid-19 yang meninggal saat isolasi mandiri (isoman) di rumahnya di Jalan Padasuka, Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Rabu (28/7). Berdasarkan catatan Satgas Penanganan Covid-19, tercatat total 24.496 kematian khusus pada Juli 2021. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat jumlah kasus kematian yang masih mengalami kenaikan selama tiga minggu terakhir. Bahkan pada Juli ini, Satgas mencatat jumlah kasus kematian yang mencapai 24.496 orang, dengan rata-rata kematian harian di atas 1.000 orang.

Sedangkan pada minggu ini persentase kasus kematian yakni sebesar 2,92 persen. Sementara, kasus kematian di dunia sebesar 2,12 persen.

Baca Juga

“Kenaikan kematian yang telah berlangsung 3 minggu berturut-turut ini tentunya menjadi kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Dalam bulan Juli saja kita telah kehilangan 24.496 nyawa, dengan rata-rata kematian harian di atas 1.000 orang,” kata Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers, Selasa (10/8).

Kenaikan kasus kematian mingguan tertinggi ini disumbangkan oleh Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Jawa Tengah. Karena itu, Wiku pun menekankan penurunan kasus kematian juga perlu menjadi fokus utama dalam perpanjangan PPKM kali ini.

Untuk terus menekan angka kematian, pemerintah daerah diminta untuk memantau ketersediaan tempat tidur, obat-obatan, ventilator, dan alat kesehatan lainnya di setiap rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayahnya.

“Koordinasikan dengan pusat apabila membutuhkan bantuan darurat,” tambah dia.

Menurut Wiku, dengan penurunan angka BOR ruang isolasi pada pekan ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menekan kasus kematian. Dari data Satgas, angka BOR ruang isolasi nasional pada pekan ini tercatat 54,35 persen.

Pemerintah daerah juga perlu memperhatikan masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah agar terus dipantau kondisinya melalui RT RW setempat.

“Dengan BOR rumah sakit yang telah menurun, maka pasien Covid-19 yang saat ini isolasi mandiri di rumah dapat dipindahkan ke tempat isolasi terpusat atau ke RS agar dapat ditangani dengan segera dan semaksimal mungkin,” jelas Wiku.

 

Pada Selasa (10/8), jumlah kasus kematian harian akibat Covid-19 di Indonesia kembali melonjak tinggi. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat, penambahan angka kematian hari ini bahkan menyentuh angka 2.048 kasus.

Penambahan kasus meninggal harian ini menjadikan total kumulatif kasus mencapai 110.619 orang. Sebelumnya penambahan angka kasus meninggal harian sempat menurun di bawah dua ribu kasus. Kasus meninggal tertinggi pernah terjadi pada 27 Juli yang mencatatkan angka 2.069 kasus.

Dari penambahan kasus meninggal ini, Provinsi Jawa Barat menjadi kontributor tertinggi yang menyumbangkan 491 kasus meninggal. Disusul Jawa Tengah yang menambahkan 490 kasus, kemudian Jawa Timur melaporkan 329 kasus meninggal, Kalimantan Timur menambahkan 79 kasus, dan Kalimantan Tengah melaporkan 70 kasus meninggal.

Pada Senin (9/8), Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah mengeluarkan indikator angka kematian dari poin evaluasi kebijakan. Sebab, menurut Luhut angka kematian ini masih belum jelas datanya dan menjadi distorsi dalam pengambilan keputusan pemerintah.

"Indikator kematian selama beberapa pekan kebelakang itu jadi distrosi dalam penilaian. Kami juga kerja keras untuk harmonisasi data. Kami membentuk tim khusus untuk menangani wilayah lonjakan kematian yang signifikan seperti di Jogjakarta. Setelah kami balik, itu evaluasi angka ternyata butuh diperbaiki," ujar Luhut dalam konferensi pers, Senin (9/8).

Menurut Luhut selama ini angka kematian akibat Covid-19 masih menumpuk. Angka kematian di beberapa pekan sebelumnya masih dijadikan satu sehingga data tersebut belum tentu valid.

Dengan keluarnya indikator angka kematian dalam evaluasi kebijakan PPKM, maka terdapat 26 kota kabupaten yang menurut Luhut turun dari level 4 ke level 3. "Ini menunjukkan perbaikan," tambahnya.

Disatu sisi, kata Luhut yang perlu dipantau justru angka terkonfirmasi positif dan kondisi fasilitas kesehatan. Beberapa wilayah yang masuk ke level empat kemudian turun ke level 3 sebenarnya memang jumlah penurunan kasusnya sudah signifikan dan ketersediaan dan kapasitas fasilitas kesehatan juga sudah melonggar.

"Penurunan kasus dan aktivitas perawatan di rumah sakit menunjukkan angka penurunan," ujar Luhut.

 

photo
Kematian Covid-19 di DIY Disorot Pusat - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement