Kamis 12 Aug 2021 18:56 WIB

Prodi Sistem Informasi, Referensi untuk Kuliah Kala Pandemi

Saat ini prodi Sistem Informasi terapkan lulusan wajib miliki sertifikasi kompetensi

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Muhammad Sony Maulana/Kaprodi Sistem Informasi Universitas BSI kampus Pontianak
Foto: UBSI
Muhammad Sony Maulana/Kaprodi Sistem Informasi Universitas BSI kampus Pontianak

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Sony Maulana/Kaprodi Sistem Informasi Universitas BSI kampus Pontianak

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia hingga tahun 2021 ini, masih belum berakhir. Berbagai macam cara telah diupayakan pemerintah pusat maupun provinsi dalam penanganan penyebaran virus Corona agar tidak semakin luas.

Mulai dari memperketat aturan prokes (protokol kesehatan), PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) hingga vaksinasi massal. Dampak dari adanya pandemi Covid-19 ini, tentunya mempengaruhi banyak sektor, salah satunya sektor pendidikan. 

Pengaruh pandemi Covid-19 pada sektor pendidikan, menyebabkan adaptasi kebiasaan baru (new normal) dari pembelajaran luring menjadi daring. Pembelajaran secara daring menuntut kesiapan dari berbagai pihak, baik siswa ataupun mahasiswa, sekolah ataupun perguruan tinggi, guru ataupun dosen dan para pemangku kepentingan lainnya terkait proses belajar mengajar. 

Metode pembelajaran pun berubah menjadi Synchronous Learning dan Asynchronous Learning. Dimana Synchronous (sinkron) Learning, yang waktunya sudah terjadwal dan dapat menggunakan media webex, zoom, gmeet, whatsapp dan telegram untuk pelaksanaan pembelajaran secara online. 

Sedangkan Asynchronous Learning waktunya tidak ditentukan, karena konten pembelajaran sudah disediakan secara online seperti video pembelajaran melalui youtube, LMS (Learning Manajemen System) maupun Google Classroom.

Metode pembelajaran secara daring, memiliki dampak bagi yang menjalankannya. Dampak positif dari pembelajaran ini adalah guru ataupun dosen dan siswa ataupun mahasiswa menjadi terbiasa menggunakan banyak aplikasi untuk mendukung pembelajaran serta pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih fleksibel. Sebab, bisa dilaksanakan di rumah bahkan dimana saja selama memiliki koneksi internet. 

Sedangkan dampak negatif bagi yang menjalankannya, seperti mudah terjadinya kesalahpahaman dalam komunikasi yang dilakukan via aplikasi chat ataupun jaringan internet, sering tidak lancar terutama di daerah pelosok yang susah jangkauan sinyal GSM dan belum memiliki infrastruktur internet yang baik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement