Kamis 12 Aug 2021 20:01 WIB

Vaksin Covid-19 Terbukti Turunkan Risiko Kematian Nakes

Kemenkes menggelar studi terhadap 71.455 nakes periode Januari-Juni 2021.

Red: Andri Saubani
Petugas medis menyiapkan vaksin COVID-19 Moderna yang akan disuntikkan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Penumping, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/8/2021). Kepala Dinas Kesehatan Solo Siti Wahyuningsih mengatakan Kota Solo menerima sebanyak 8.820 dosis vaksin Moderna sebagai dosis ketiga atau penambah imunitas (booster) terhadap COVID-19 bagi para tenaga kesehatan yang bertugas.
Foto: ANTARA/Maulana Surya/wsj.
Petugas medis menyiapkan vaksin COVID-19 Moderna yang akan disuntikkan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Penumping, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/8/2021). Kepala Dinas Kesehatan Solo Siti Wahyuningsih mengatakan Kota Solo menerima sebanyak 8.820 dosis vaksin Moderna sebagai dosis ketiga atau penambah imunitas (booster) terhadap COVID-19 bagi para tenaga kesehatan yang bertugas.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulistyawati, Rizky Suryarandika

Baca Juga

Evaluasi efektivitas vaksin Covid-19 yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbang) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuktikan bahwa vaksin mampu menurunkan risiko terinfeksi Covid-19 dan mengurangi perawatan serta kematian bagi tenaga kesehatan (nakes). Studi ini dilakukan terhadap 71.455 nakes di DKI Jakarta meliputi perawat, bidan, dokter, teknisi, dan tenaga umum lainnya sepanjang periode Januari-Juni 2021.

"Studi tersebut mengamati kasus konfirmasi positif Covid-19, perawatan, dan kematian karena Covid-19 pada tiga kelompok tenaga kesehatan yaitu mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama, vaksinasi lengkap (dosis kedua), dan yang belum divaksinasi. Para tenaga kesehatan ini mayoritas mendapatkan vaksin Sinovac," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (12/8).

Widyawati menambahkan, saat laporan tersebut diturunkan, ada 143 ribu orang SDM Kesehatan di DKI Jakarta telah divaksinasi dosis pertama dan 125.431 orang telah divaksinasi dosis kedua. Studi dilakukan dalam kondisi pandemi yang dinamis, mengingat sepanjang Januari-Juni 2021 terjadi beberapa gelombang peningkatan kasus Covid-19 serta dinamika komposisi variants of concern yaitu adanya mutasi varian Delta, baik di wilayah DKI Jakarta maupun nasional.

Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi menambahkan, sebanyak 5 persen dari nakes yang divaksinasi lengkap dilaporkan terkonfirmasi Covid-19 pada periode April-Juni 2021. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan nakes yang terkonfirmasi Covid-19 pada periode Januari-Maret 2021 yang jumlahnya hanya 0.98 persen.

"Namun begitu, jumlah tenaga kesehatan yang telah divaksinasi lengkap yang harus dirawat jauh lebih rendah (0,17 persen) ketimbang mereka yang belum divaksinasi (0,35 persen). Hal ini menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 yang saat ini digunakan efektif terhadap mutasi virus Covid-19," ujarnya.

Ia menambahkan, sampai saat ini belum ada penelitian ataupun bukti ilmiah yang menunjukkan vaksin yang telah diproduksi dan telah digunakan di berbagai belahan dunia tidak bisa melindungi diri dari virus varian baru ini. Kendati demikian, dia melanjutkan, vaksin yang digunakan terkait upaya melakukan penanggulangan pandemi Covid-19 masih sangat efektif.

Demikian pula dengan kejadian kematian akibat Covid-19. Jumlah tenaga kesehatan yang belum divaksinasi yang meninggal relatif lebih besar daripada yang sudah mendapat vaksinasi lengkap. Begitu juga tenaga kesehatan yang baru mendapat vaksinasi dosis pertama, jumlah yang meninggal akibat Covid-19 relatif lebih banyak daripada mereka yang menerima dosis lengkap.

Pada dua periode observasi di Januari-Maret dan April-Juni 2021, terlihat bahwa proporsi kasus meninggal karena Covid-19 pada nakes yang belum divaksin (0,03 persen) tidak berbeda dengan tenaga kesehatan yang telah mendapat vaksin dosis pertama (0,03 persen). Sedangkan vaksinasi dosis lengkap melindungi nakes dari risiko kematian dengan rasio 0,001 persen pada periode Januari-Maret 2021 dan 0,01 persen pada periode April-Juni 2021.

"Data-data tersebut memperlihatkan bahwa vaksinasi Covid-19 dosis lengkap dapat diandalkan untuk melindungi tenaga kesehatan dari risiko perawatan dan kematian akibat infeksi Covid-19," ujarnya.

Efektivitas vaksin Covid-19 dosis lengkap dalam mencegah infeksi Covid-19 pada bulan Januari-Maret sebesar 84 persen atau dengan kata lain, hanya 2 dari 10 orang nakes yang telah divaksinasi lengkap berpeluang terinfeksi Covid-19.

“Ini menunjukkan vaksinasi berperan dalam memperlambat risiko infeksi Covid-19. Tenaga kesehatan yang divaksinasi lengkap relatif memiliki ketahanan yang lebih lama untuk tidak terinfeksi Covid-19 dibandingkan Tenaga kesehatan yang belum divaksinasi,” ujarnya.

Pihaknya mencatat pada periode April-Juni 2021 total 474 nakes yang dirawat karena terinfeksi Covid-19. Namun, nakes yang divaksinasi lengkap tidak banyak yang dirawat atau jumlah yang dirawat berkurang hingga enam kali lebih rendah yakni turun dari 18 persen ke 3,3 persen.

Data menunjukkan, lama perawatan nakes yang divaksinasi relatif lebih singkat yaitu 8 hingga 10 hari dibandingkan nakes yang belum divaksinasi selama 9-12 hari. Dari total Tenaga Kesehatan yang dirawat, 2,3 persen memerlukan perawatan intensif di ICU.

Sebagian besar atau 91 persen dari nakes yang memerlukan perawatan intensif adalah nakes yang belum divaksinasi atau baru mendapatkan vaksinasi 1 dosis. Meskipun sudah divaksinasi, Nadia berpesan agar tetap melaksanakan protokol kesehatan 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.

"Karena kemungkinan kita untuk terpapar virus akan tetap ada namun kemungkinan untuk penderita gejala parah akan semakin kecil,'' katanya.

 

 

Booster vaksin

Pekan lalu, Siti Nadia menegaskan, vaksinasi dosis ketiga (booster) saat ini hanya diberikan kepada nakes maupun tenaga pendukung kesehatan yang telah mendapatkan dosis pertama dan kedua vaksin Covid-19. Diperkirakan jumlah mereka ada sekitar 1,5 juta orang di seluruh Indonesia.

“Suntikan ketiga atau booster hanya diperuntukan untuk tenaga kesehatan, termasuk tenaga pendukung kesehatan,” kata Nadia dalam keterangan pers yang diterima pada Senin (2/8).

Nadia mengatakan, Kemenkes perlu menegaskan peruntukan booster tidak untuk khalayak umum. Hal ini mengingat keterbatasan pasokan vaksin dan juga masih ada lebih dari 160 juta penduduk sasaran vaksinasi yang belum mendapatkan suntikan.

“Kami memohon agar publik dapat menahan diri untuk tidak memaksakan kepada vaksinator untuk mendapatkan vaksin ketiga. Masih banyak saudara-saudara kita yang belum mendapatkan vaksin. Mohon untuk tidak memaksakan kehendak,” tutur Nadia.

Kemenkes telah menerbitkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor: HK.02.01/1/1919/2021 tentang Vaksinasi Dosis Ketiga Bagi Seluruh Tenaga Kesehatan, Asisten Tenaga Kesehatan dan Tenaga Penunjang yang Bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

“Rekomendasi dari ITAGI adalah saat ini kita dapat menggunakan platform yg sama atau berbeda untuk vaksinasi dosis ketiga. Pemerintah telah menetapkan akan menggunakan vaksin Covid-19 Moderna untuk suntikan ketiga untuk tenaga kesehatan, dikarenakan kita tahu bahwa efikasi dari Moderna ini paling tinggi dari seluruh vaksin yang kita miliki saat ini," ujar Nadia.

Kendati demikian, pemberian vaksin booster ini tetap akan memperhatikan kondisi kesehatan daripada sasaran. Apabila yang bersangkutan alergi karena memang tidak boleh mendapatkan vaksin dengan platform mRNA, maka bisa menggunakan jenis vaksin yang sama dengan dosis pertama dan kedua.

Nadia memerinci, vaksin Moderna yang akan dipakai sebagai booster adalah mRNA-1273. Penyuntikkannya dilakukan secara intramuskular dengan dosis 0,5 ml sebanyak 1 dosis.

Dengan dimulainya vaksinasi booster bagi nakes pada 23 Juli 2021 di RSCM Jakarta, kegiatan selanjutnya dilakukan di unit pelaksana teknis vertikal Kemenkes khususnya di rumah sakit vertikal dan secara bertahap akan dilaksanakan di seluruh fasyankes di Indonesia. Nadia berharap vaksinasi booster untuk nakes bisa dilaksanakan sesegera mungkin dan cepat selesai.

 

photo
Persiapan diabetesi sebelum divaksinasi. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement