Senin 16 Aug 2021 09:56 WIB

Ratusan Nelayan Cianjur Beralih Profesi Jadi Buruh Tani

Belasan perahu nelayan hilang tersapu gelombang dan puluhan lainnya rusak berat.

Red: Bilal Ramadhan
Perahu nelayan Pelabuhan Jayanti, Cianjur
Foto: geolocation
Perahu nelayan Pelabuhan Jayanti, Cianjur

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Ratusan orang nelayan di pantai selatan Cianjur, Jawa Barat, beralih profesi menjadi buruh tani dan buruh serabutan akibat tidak dapat melaut setelah gelombang tinggi dan cuaca buruk yang merusak puluhan perahu.

Ketua Kelompok Usaha Bersama Nelayan Pantai Jayanti Cianjur, Agus Bambang Irawan mengatakan ratusan orang anggotanya berhenti melaut sejak tiga pekan terakhir karena gelombang tinggi dan sebagian kecil perahu mereka rusak berat, bahkan hilang terbawa arus.

"Gelombang tinggi setiap akhir tahun selalu terjadi, sehingga ratusan nelayan di pantai selatan Cianjur tidak berani melaut. Untuk bertahan hidup, sebagian besar menjadi buruh tani dan kuli bangunan, asal dapat uang untuk biaya rumah tangga," katanya.

Meski hasil tangkapan cukup menjanjikan, risiko yang harus dihadapi sangat tinggi karena saat siang ketinggian gelombang mencapai 5 meter dan malam hari mencapai 10 meter, sehingga dapat mengancam keselamatan jiwa. Akibatnya nelayan lebih memilih mendaratkan perahu agar tidak rusak dan tenggelam dihempas gelombang.

Pihaknya mencatat selama satu pekan terakhir, dari ratusan perahu yang ditambatkan di dermaga, belasan perahu hilang tersapu gelombang dan puluhan lainnya rusak berat. Oleh karena itu sejak dua hari terakhir sebagian besar perahu yang ditambatkan, terpaksa dinaikkan ke darat agar tidak rusak dan hilang tenggelam.

"Malam tadi, kami mendapat laporan ada 11 perahu beserta mesinnya hilang tersapu gelombang dan 23 perahu rusak berat. Upaya kami hanya bisa mendaratkan perahu agar tidak lebih rusak dan hilang. Meski sering mengajukan bantuan, hingga saat ini belum pernah mendapatkan," katanya.

Nelayan lainnya di pantai selatan membenarkan hal tersebut, selama ini mereka tidak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah mulai dari daerah hingga pusat. Namun saat ini, mereka berharap pemerintah dapat membuktikan janjinya untuk membantu nelayan di pantai selatan yang sangat membutuhkan.

"Kami sangat membutuhkan bantuan, meski masih ada penghasilan jadi buruh serabutan, hanya cukup untuk biaya dapur sehari. Kasihan mereka yang perahunya hilang terbawa gelombang, sudah tidak bisa melaut. Kami harap ini, menjadi perhatian pemerintah, jangan hanya janji," kata Sulaeman, nelayan Pantai Jayanti.

Sementara Bupati Cianjur, Herman Suherman, berjanji akan memberikan bantuan untuk nelayan yang terdampak cuaca ekstrem di pesisir selatan Cianjur, bahkan pihaknya telah menyiapkan program bersama dinas terkait, untuk memberikan pelatihan bagi nelayan dan keluarga.

"Sehingga saat paceklik dan cuaca buruk seprti sekarang mereka tetap mendapat penghasilan. Kami juga akan mengajarkan mereka untuk menjadi pembudidaya bukan hanya sebagai nelayan. Program tersebut, secepatnya akan kita wujudkan, terlebih sekarang sudah ada BUMD Sugih Mukti yang akan menampung hasil budidaya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement