Selasa 24 Aug 2021 21:40 WIB

Karena Seekor Merpati, Amru bin Ash Batal Taklukkan Fusthath

Seekor merpati membuat Amru bin Ash membatalkan rencana penaklukan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Karena Seekor Merpati, Amru bin Ash Batal Taklukkan Fusthath. Foto: Burung merpati, ilustrasi
Karena Seekor Merpati, Amru bin Ash Batal Taklukkan Fusthath. Foto: Burung merpati, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Selain sukses mendidik dan membimbing sahabat dalam bidang ilmu dan agama, Rasulullah juga berhasil mendidik sahabat menjadi manusia yang menyangi binatang. Salah satu sahabat yang berhasil mempraktikan ilmu kasih sayang terhadap sesama makhluk (binatang) dilakukan oleh Amru bin Ash.

"Amru bin Ash ketika ia menolak menghancurkan kota Fusthath karena melihat ada merpati sedang mengeram dan di bawah eramannya tersebut ada anak-anak burung sedang tidur mencari kehangatan induknya," kata Muhammad Ismail Al-Jawasy dalam bukunya "Nabi Muhammad Sehari-Hari".

Baca Juga

Amru bin Ash tidak kuasa untuk mengganggu atau menggerakkannya, akhirnya ia memilih meninggalkan Fusthath untuk kembali di lain kesempatan dalam penaklukannya. Dan betul saja, pada kesempatan lain Amru bin Ash mampu menaklukkan kota Fusthath.

"Bahkan kota itu sampai sekarang menjadi kota besar sebagai ibu kota Mesir untuk beberapa abad lamanya," katanya

Berkaitan dengan menyembelih binatang pun, Rasulullah SAW mengajarkan hendaknya kita menyembelihnya dengan memperhatikan akhlak dalam menyembelihnya. Beliau berkata.

"Sesungguhnya Allah akan mencatat sebagai sebuah kebaikan atas segala sesuatu, termasuk ketika kalian hendak membunuh seekor binatang. Melakukan penyembelihan itu sebaik-baiknya, Buatlah ia senyaman mungkin, kemudian tajamkan pisau kalian."

Anjuran ini kata Muhammad Ismail Al-Jawasy menjadi sebuah nilai yang menggambarkan cinta kasih sayang dan kasih sayang terhadap binatang. Kendati dalam keadaan ndak menyembelihnya sekalipun.

"Jadikanlah ia suatu momen terakhir bagi hewan yang kita sayangi, baik secara materi dari tubuhnya ataupun secara maknawi dari jiwanya sebagai ciptaan Allah," katanya.

Kita juga mesti menajamkan pisau yang digunakan untuk menyembelih sehingga tidak menyakitinya, memberinya minum terlebih dahulu, serta memberi kenyamanan ketika akan disembelih dengan posisi yang layak kemudian segerakanlah penyembelihan itu sendiri.

"Hendaknya juga pisau untuk menyembelih tidak diangkat berlebihan sehingga membuatnya merintih terlalu lama," katanya.

Dan terakhir di antara anjuran beliau untuk tidak menyembelih seekor binatang di hadapan binatang lainnya sehingga secara kasat mata dan secara kejiwaan binatang itu tersakiti.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement