Kamis 26 Aug 2021 21:07 WIB

AS akan Konsisten Tolak Klaim Cina Atas LCS

Cina telah melakukan intimidasi untuk melanggengkan klaimnya atas LCS

Rep: kamran dikarma/ Red: Hiru Muhammad
Kapal induk USS Ronald Reagan (CVN 76) (R), kapal perusak rudal berpemandu kelas Arleigh Burke USS Mustin (DDG 89) (L) dan kapal penjelajah rudal berpemandu USS Antietam (CG 54) (2-L) berlayar di formasi selama latihan di Laut Cina Selatan, 06 Juli 2020. Pada 13 Juli 2020, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo secara resmi menolak sebagian besar klaim China atas Laut Cina Selatan.
Foto: EPA-EFE/MC3 Jason Tarleton
Kapal induk USS Ronald Reagan (CVN 76) (R), kapal perusak rudal berpemandu kelas Arleigh Burke USS Mustin (DDG 89) (L) dan kapal penjelajah rudal berpemandu USS Antietam (CG 54) (2-L) berlayar di formasi selama latihan di Laut Cina Selatan, 06 Juli 2020. Pada 13 Juli 2020, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo secara resmi menolak sebagian besar klaim China atas Laut Cina Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI--Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris mengatakan, negaranya akan terus lantang menentang klaim Cina atas Laut Cina Selatan (LCS). Menurutnya, tindakan Beijing mengancam tatanan internasional berbasis aturan.

“Kami tidak mencari konflik (dengan Cina), tapi pada isu-isu seperti LCS, kami akan angkat bicara. Kami akan angkat bicara ketika ada tindakan yang diambil Beijing yang mengancam tatanan internasional berbasis aturan,” kata Harris saat mengakhiri kunjungannya ke Vietnam pada Kamis (26/8).

Sebelumnya Harris mendesak Vietnam untuk meningkatkan tekanan ke Cina. Menurutnya, salah satu alasan mengapa Hanoi perlu melakukan hal itu adalah karena adanya sengketa maritim LCS. “Kita perlu menemukan cara untuk menekan dan meningkatkan tekanan pada Beijing agar mematuhi Konvensi PBB untuk Hukum Laut (UNCLOS), serta menentang intimidasi dan klaim maritim yang berlebihan,” kata Harris saat bertemu Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc di Hanoi pada Rabu (25/8).

Sebelum menyambangi Vietnam, Harris terlebih dulu berkunjung ke Singapura. Saat berada di negara tersebut, Harris secara gamblang menuding Cina melakukan intimidasi untuk melanggengkan klaimnya atas LCS. “Kami tahu bahwa Beijing terus memaksa, mengintimidasi, dan mengklaim sebagian besar LCS,” kata Harris dalam pidatonya pada Selasa (24/8).

Dia menegaskan klaim Cina atas LCS telah ditolak pengadilan arbitrase pada 2016. “Tindakan Beijing terus merusak tatanan berbasis aturan serta mengancam kedaulatan negara-negara,” ujar Harris. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement