Senin 30 Aug 2021 11:09 WIB

Investasi Teknologi, Bank Neo Rugi Rp 132 Miliar

Peningkatan beban juga berkontribusi pada kerugian.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Bank Neo Commerce. Bank Neo membukukan rugi Rp 132 miliar pada semester 1 2021.
Foto: Facebook Bank Neo Commerce
Bank Neo Commerce. Bank Neo membukukan rugi Rp 132 miliar pada semester 1 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) membukukan rugi bersih sepanjang paruh pertama tahun ini. Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, mengatakan, penurunan laba bersih selama periode tersebut disebabkan karena transformasi perseroan untuk menjadi bank digital. 

Seiring dengan makin lajunya proses tranformasi BNC menjadi bank digital pada  2021, maka besaran angka investasi dan pos-pos biaya tertentu juga meningkat. Perseroan terus mengalokasikan belanja modal untuk investasi di sisi teknologi, pengembangan sumber daya dan juga pengembangan aplikasi. 

Baca Juga

"Investasi dalam teknologi dan keamanan digital, pengembangan sumber daya manusia dan juga biaya promosi serta akuisisi nasabah baru menjadi sesuatu yang tak terelakkan," kata Tjandra, Senin (30/8).

Dalam laporan keuangan semester I, BNC tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp 3,8 triliun per posisi Juni 2021 atau meningkat lebih dari 30 persen dibandingkan Juni 2020 yang sebesar Rp 2,9 triliun. Peningkatan ini berimbas pada kenaikan pendapatan bunga bersih (net interest income) sebesar 42 persen atau setara dengan Rp 40 miliar, dari Rp 96 miliar di periode Juni 2020 menjadi Rp 136 miliar di Juni 2021. 

Di sisi aset juga terdapat kenaikan yang signifikan, sebesar 75 persen, dari Rp 4 triliun di Juni 2020 menjadi Rp 7 triliun di Juni 2021. Kenaikan di sisi aset tersebut juga dimotori oleh kenaikan signifikan di sisi perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK). DPK di Juni 2021 tercatat sebesar Rp 5,1 triliun, meningkat sedikitnya 70 persen dibandingkan perolehan di Juni 2020 yang sebesar Rp 3 triliun. 

Besaran angka beban operasional BNC pada paruh pertama tahun 2021 ini meningkat sangat signifikan, yaitu dari Rp 76 miliar per Juni 2020 menjadi Rp 268 miliar per Juni 2021. Hal tersebut sedikit banyak mengkontribusikan dibukukannya rugi sebelum pajak sebesar Rp 132 miliar di paruh pertama 2021.  

Di sisi rasio keuangan, per Juni tahun ini rasio kredit bermasalah terhadap total kredit (Non Performing Loan) bank mengalami kenaikan menjadi 3,42 persen dari posisi Juni 2020 yang sebesar 2,75 persen. Rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) mencapai 74,46 persen turun dari posisi 97,94 persen pada Juni 2020 lalu. 

Secara umum, Tjandra mengatakan, BNC mencatat pertumbuhan signifikan di semester I 2021 yang ditandai dengan meningkatnya minat masyarakat untuk menggunakan layanan perbankan yang ditawarkan BNC. Hingga kini sudah lebih dari enam juta pengguna yang merasakan layanan bank digital BNC.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement