Selasa 31 Aug 2021 16:12 WIB

Pertahankan Level PPKM, Jabar Terus Tingkatkan Displin

Pandemi Covid 19 ini tak bisa ditebak.

Red: Muhammad Fakhruddin
Pertahankan Level PPKM, Jabar Terus Tingkatkan Displin (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Pertahankan Level PPKM, Jabar Terus Tingkatkan Displin (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Provinsi Jabar, sudah terbebas dari level 4 PPKM. Bahkan, menurut Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) Dewi Sartika, ada empat daerah di level 2. Yakni Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Subang, dan Majalengka. 

Sementara daerah lain ada di level 3, yakni Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Indramayu. 

Selanjutnya Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, dan Kabupaten Pangandaran. Kemudian ada Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, Kota Bandung dan Kota Cimahi dan lainnya.

Penetapan level kab/kota atas Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 38 tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, dan Level 2 Virus COVID-19 di wilayah Jawa Barat. 

Namun, Dewi meminta masyarakat Jabar jangan lengah dengan kondisi tersebut. Karena, Pandemi Covid 19 ini tak bisa ditebak. 

"Saya minta masyarakat Jabar, jangan euforia artinya tetep pariwisata di buka tapi dengan prokes ketat," ujar Dewi kepada Republika, Selasa (31/8).

Dewi mengatakan, untuk mencegah kasus Covid 19 kembali tinggi intinya yang paling penting adalah tetap displin 5 M. Selain itu, semua harus tetap semangat mengantisipasi dengan menyiapkan ruang isolasi. 

"Misalnya di Cirebon isoman terpusat d Universitas Muhamadiyah karena namanya covid kita ga pernah tau. Terus kita evaluasi penanganan dan perbaiki. 5M terus dilakukan," katanya.

Selain itu, Dewi meminta pemerintah daerah secara masif tetap melakukan 3T.  Yakni, testing, tracking dan treatment. Tujuannya, untuk membatasi ruang gerak COVID-19. 

Menurutnya, 3T ini harus dilakukan secara simultan. Karena, tidak bisa hanya testing-nya saja yang banyak, tapi tidak ada tracking, tidak ada treatment. Sementara yang positif harua di-treatment dengan isolasi baik posko desa dan kelurahan. 

"Dan yang tak kalah penting, tingkatkan kedisplinan masyarakat dengan melibatkan TNI/Polri. Serta backbone nya adalah percepatan vaksinasi. Kita kan yang Al Jabbar ingin ngebuktikan ke pusat bisa melaksanakan vaksinasi evaluasinya tercatat 420 ribu yaa," katanya. 

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendorong semua kab/kota naik kelas dalam asesmen level PPKM, terutama yang saat ini sudah di level 2. 

"Daerah yang level dua ini lagi kita promosikan agar secepatnya ke level 1. Siapa tahu Jabar pecah rekor ada yang bisa ke PPKM Level 1," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, belum lama ini. 

Saat ini, menurut Emil, Komite Penanggulangan Covid-19 sedang fokus pembersihan data di kab/kota terutama Kota Depok yang sempat bermasalah. Empat daerah lain juga jadi fokus karena menunjukkan angka tidak normal pada jumlah kasus aktif dan tingkat kesembuhan. 

Emil meminta kota/kabupaten mematuhi ketetapan Pemerintah Pusat. Misalnya adalah dengan menunda pembukaan objek wisata bagi daerah yang masih dalam kategori PPKM level 4.

Emil sendiri sudah mengusulkan ke Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan untuk menerapkan PPKM di level kecamatan. Jika ini diterima dan diterapkan, maka bukan tidak mungkin objek wisata dibuka asalkan kecamatan di daerah tersebut tidak berada di zona merah atau level 4. Emil juga minta protokol kesehatan dan aktivitas 3T (Tes – Telusur – Tindak Lanjut) harus terus dilakukan di kab/kota. Data Bersatu Lawan COVID-19 per 26 Agustus 2021, tinggkat kedisiplinan masyarakat selama PPKM level sudah cukup baik. 

Untuk menggunakan masker berada di angka 90,14 parsen dan menjaga jarak sebesar 86,77 persen. Angka ini berdasarkan pantauan Tim Perubahan Perilaku (TNI/Polri/Satpol PP) kepada kepada 3.212.055 orang di 502.756 titik pemantauan. 

Sementara itu terkait test COVID-19 yang dilakukan kepada masyarakat mencapai 16.374 tes per hari pada periode 16 hingga 22 Agustus 2021 dengan tingkat kepositifan (_positivity rate_) 14,03 persen. Adapun angka ini terdiri dari tes PCR 42 persen dan 58 persen antigen. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement