Selasa 31 Aug 2021 22:44 WIB

Tren Hidroponik Jadi Solusi Ketahanan Pangan di Masa Pandemi

Tren hidroponik telah meningkatkan kreativitas generasi muda.

Red: Irwan Kelana
Dr Hermanu Triwidodo, kepala Tani Center IPB University.
Foto: Dok IPB University
Dr Hermanu Triwidodo, kepala Tani Center IPB University.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Masyarakat perkotaan umumnya mendapatkan suplai kebutuhan pangan dari daerah di sekitarnya. Namun, di masa pandemi mobilitas cenderung terhambat sehingga rawan akan ketahanan pangan. Tren hidroponik dapat menjadi solusi agar masyarakat urban dapat menopang kebutuhan pangannya secara mandiri bahkan meraup untung dari hasilnya.

Dr Hermanu Triwidodo, kepala Tani Center IPB University menyebutkan pelayanan Tani Center IPB University telah mendapatkan beberapa klien yang berkonsultasi seputar hidroponik.

Menurutnya, setiap subjek memiliki cara pandang berbeda terkait sasaran target dan peluang dari hidroponik.  Terdapat tiga subjek yang menjadi klien Tani Center yakni masyarakat miskin kota, masyarakat kelas menengah dan masyarakat agribisnis.

“Awalnya bertanam dengan hidroponik ini hanya sekedar mengisi waktu ketika banyak waktu di rumah di masa-masa pandemi, tapi akhirnya menjadi hobi dan sayurnya tidak beli lagi. Kegiatan ini menjadi tempat pendidikan yang bagus bagi anak-anak dan menimbulkan empati bahwa menghasilkan sayur membutuhkan proses, inilah yang menjadi pendidikan bagi anak-anak,” ungkapnya dalam Webinar BRIncubator Goes to Cluster UMKM Brilian Bagi Pelatihan Hidroponik, Jumat  (27/8).

Menurutnya, pendirian BRIWork untuk pelayanan Tani Center IPB University yang lebih terpadu, hasil kerja sama antara Bank BRI dan IPB University, ini dapat meningkatkan peranan pelayanan pertanian.  Sehingga pengetahuan pertanian dapat dinikmati oleh semua kalangan.

Ia memperhatikan bahwa kalangan yang mau terjun ke bisnis hidroponik bukan karena pemalas dan tidak mau kotor, namun memiliki jiwa merdeka petani. Yakni berani mengambil risiko dan membuka peluang bisnis sebagai petani milenial.

Dr Slamet Widodo, ahli hidroponik Plant Factory IPB University bahkan menyebutkan tren hidroponik tersebut telah meningkatkan kreativitas generasi muda untuk mengembangkan perusahaan startup di bidang indoor farming.  Beberapa mahasiswa IPB University juga telah membangun perusahaan startup. Tren ini digemari karena hidroponik dapat memanfaatkan ruang bawah tanah, atap gedung atau ruang khusus untuk pabrik tanaman, bahkan tidak memerlukan lahan sama sekali.

Menurutnya, tanaman akan tumbuh dengan baik selama faktor lingkungannya mendukung. Seperti penyediaan media tanam, air dan cahaya yang baik. Selama pelaku hidroponik memahami prinsip fisiologis tanaman dengan baik, maka produktivitasnya akan memuaskan.

“Kelebihan sistem hidroponik ini bisa dilakukan dimana saja, bahkan di daerah yang mungkin tidak mungkin ditanami. Kalau bisa dikembangkan dan selama kita berikan kebutuhan nutrisi tanaman, air, udaranya bagus, pencahayaannya juga cukup bagus, suhunya mendukung maka akan tetap tumbuh dengan baik,” terangnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Selain itu, kerangka kerja yang dibutuhkan lebih sedikit karena tidak ada olah tanah. Nutrisi yang digunakan  juga sudah terukur dengan sangat persis dan tidak perlu ada perhitungan khusus. Namun, pilihan jenis instalasi ini penting diperhatikan karena menyesuaikan karakterisitik lingkungan.

“Urban farming ini kian berkembang menjadi konsep plant factory yang lebih canggih. Dengan menggunakan sistem tertutup, parameter tumbuh tanaman dapat dikendalikan dengan mudah. Tidak bergantung faktor lingkungan dan dapat dipanen sepanjang tahun. Penerapan instalasi yang berlapis juga dapat menghasilkan produktivitas berkali-kali lipat dengan luasan lahan yang sama. Sehingga prospek hidroponik baik bagi kebutuhan pribadi dan bisnis menjadi sangat menguntungkan,” tandas Dosen IPB University dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement