Senin 06 Sep 2021 16:54 WIB

Disbudpar Jabar Ingatkan Prokes Ketat Selama Berwisata

Setiap ada varian baru harus diwaspadai.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Disbudpar Jabar Ingatkan Prokes Ketat Selama Berwisata (ilustrasi).
Foto: ANTARA/M Ibnu Chazar
Disbudpar Jabar Ingatkan Prokes Ketat Selama Berwisata (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik mengingatkan pada semua masyarakat agar tetap menjaga ketat prokes 5 M selama berwisata. Apalagi, saat ini kembali muncul varian baru Covid 19. 

"Varian baru sudah sampe Korea hati-hari. Fokusnya kita wisata domestik dulu," ujar Dedi pada acara Focus Grup Discussion dengan Tema Berwisata Aman Kala Pandemi yang digelar Republika bekerja sama dengan Satgas Penanganan Covid 19 via Zoom Meeting, Senin (6/8).

Dedi mengatakan, setiap ada varian baru harus diwaspadai. Jangan sampai, masyarakat abai prokes saat berwisata. Salah satu yang dilakukan pihaknya adalah, melakukan testing, tracing di tempat-tempat wisata dengan melakukan tes antigen.

"Jangan kendor tempat wisata kita support untuk antigen agar siap berwisata," katanya.

Menurut Dedi, di masa pandemi ini harus dipikirkan bagaimana agar berwisata aman. Selain tracing, vaksin harus gencar dilakukan. Saat ini, sebanyak 96.545 orang di industri wisata dan keluarganya sudah divakasin.

Bahkan, kata dia, Kota Bandung sudah 100 persen vaksinasi. Vaksin perlu untuk mengantisipasi ke depan. Menurutnya, pihaknya ngin vaksin di tempat wisata dan travel agent digencarkan. Rencananya, pihaknya juga akan menyiapkan 3 ribu vaksin di Saung Angklung Udjo.

"Tapi perlu juga 3 T, testing, tracing, treatment. Kuncinya perlu dibangun kesepakatan bersama untuk mencapai wisata aman ini," katanya.

Pemprov Jabar pun, kata dia, akan memberikan bantuan pada pelaku industri wisata yang terdampak pandemi Covid 19. Yakni, akan diluncurkan dana Rp 300 ribu per orang. 

"Untuk membangkitkan industri wisata ini, harus dilakukan vaksinasi, stimulus bantuan wisata, tracing, dan penjaringan investasi Jabar Selatan akan ditawarkan," katanya.

Dedi pun berharap, dalam aplikasi peduli lindungi bisa masukinformasi wisata ini.  Agar, bisa membuat strategi bagaimana wisata aman. "Pemanfaatan teknologi, koneksi, agar terintegrasikan orang wisata aman," katanya.

Sementara menurut  Ketua DPD Asita Jabar, Budi Ardiansjah, setelah setahun Pandemi terjado elaku wisata mulai membuat berbagai program untuk bertahan. Dari mulai stay cation, pay now stay letter, hingga mengegenjot wisata lokal.

Akhir 2020, kata dia, pariwisata sudah mulai dibuka dengan strategi. Tapi,  wisatawan dari mancanegara tak terlalu banyak karena hanya beberapa negara yang membolehkan ke Indonesia. Beberapa negara, menempatkan Indonesia di zona sedang.

"Tapi sekarang Indonesia menjadi zona merah setelah Juni lalu kasus meningkat. PPKM tak kunjung selesai," katanya.

Saat ini, kata dia, pariwisata domestik menjadi andalan gerakan wisata di Indonesia. Karena, nilainya mencapai Rp 305,7 triliun perolehan wisata domestik pada 2019. Hal ini, merupakan pasar besar agar pariwisata bisa berjalan. Wisata domestik, menjadi harapan walaupun banyak kendala terutama terkait ersyaratan perjalanan yang masih susah. 

"Fenomena yang harus diwaspadai euforia. Prokes harus tetap dilaksanakan. Pengawasan Satgas harus dilakukan ketat. Hindari kegiatan berbentuk festival," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement