Selasa 14 Sep 2021 13:09 WIB

Ribuan Orang Positif Masuk Mal, Guru Besar UI: Ini Berbahaya

Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menjadi sumber penularan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Warga berkunjung ke sebuah pusat perbelanjaan di Kota Jambi, Jambi, beberapa waktu lalu. Pemerintah Kota Jambi mengizinkan kembali pusat perbelanjaan, pertokoan dan usaha non-esensial lainnya beroperasi hari ini dengan penerapan protokol kesehatan setelah sebelumnya ditutup karena pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 pada 23-29 Agustus 2021 lalu. Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut ada lebih dari 3.000 orang positif Covid-19 masuk mal.
Foto: ANTARA/Wahdi Septiawan
Warga berkunjung ke sebuah pusat perbelanjaan di Kota Jambi, Jambi, beberapa waktu lalu. Pemerintah Kota Jambi mengizinkan kembali pusat perbelanjaan, pertokoan dan usaha non-esensial lainnya beroperasi hari ini dengan penerapan protokol kesehatan setelah sebelumnya ditutup karena pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 pada 23-29 Agustus 2021 lalu. Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut ada lebih dari 3.000 orang positif Covid-19 masuk mal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama menanggapi kabar ribuan orang positif Covid-19 yang justru diketahui jalan-jalan ke mal. Ia menegaskan, kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menjadi sumber penularan. 

Tjandra menganjurkan begitu hasil tes positif, maka sistem diatur agar bisa langsung menghubungi puskesmas di wilayah pasien tinggal, lalu puskesmas menghubungi pasien untuk melakukan isolasi. Kemudian, sistem juga dapat menghubungi lurah atau kepala desa setempat untuk ditindaklanjuti.

"Kalau ada hasil positif keluar, baiknya di bagian bawah ditulis anjuran untuk isolasi perlu untuk keselamatan keluarga dan kerabat, jangan semata-mata ditulis 'sesuai aturan/instruksi...dll'. Tapi baik ditulis semacam 'demi menjaga kesehatan/keselamatan keluarga dan kerabat maka karena hasil positif  maka saudara perlu melakukan isolasi...dst'. Tulisan ini baik di kertas hasil tes maupun di berkas elektronik hasil tes," kata Prof Tjandra dalam keterangan pers, Selasa (14/9).

Selain itu, Prof Tjandra meminta aplikasi Pedulilindungi memberitahu mereka positif untuk melakukan isolasi mandiri, beserta pesan kesehatan yang perlu dilakukan. Ia menyarankan aplikasi Pedulilindungi bisa setiap hari mengingatkan harus isolasi sampai 14 hari bagi yang positif.

"Akan baik kalau by system juga bisa diberitahu ke semua kontak dari yang positif bahwa tanggal sekian jam sekian mereka berada dalam satu ruangan dengan orang yang positif, sehingga para kontak ini diminta memeriksakan diri," ujar Prof Tjandra.

Terakhir, Prof Tjandra berpesan, komunikasi risiko harus terus dijalankan pemerintah.  "Informasi ke masyarakat harus terus dilakukan, khususnya dalam konteks ini tentang bagaimana menyikapi tes Covid-19 beserta hasilnya," ucap Prof Tjandra.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut sudah ada sebanyak 29.110.825 orang yang menggunakan aplikasi Pedulilindungi setelah kurang lebih sebulan peluncurannya. Namun, ada lebih dari 3.000 orang positif Covid-19 yang terdeteksi aplikasi tersebut tidak melakukan isolasi.

Dari jumlah tersebut, 3.161 orang terdeteksi melakukan check in saat ingin masuk ke mal atau pusat perbelanjaan. Sebanyak 348 orang lainnya terdeteksi saat masuk ke dalam pabrik-pabrik industri.

"Masih masuk ke bandara 43 orang, masih naik kereta juga 63 orang, masih masuk restoran 55 orang. Padahal, orang-orang ini adalah orang-orang yang sudah teridentifikasi positif Covid, yang harusnya stay di rumah atau isolasi terpusat," ujar Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement