Kamis 16 Sep 2021 10:18 WIB

Pendiri Apple Ingin Buat Pembersih Sampah Antariksa

Semakin banyak satelit akan meningkatkan risiko tabrakan di ruang angkasa.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Sampah antariksa di sekitar bumi/ilustrasi
Foto: afp
Sampah antariksa di sekitar bumi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Salah satu pendiri Apple, Steve Wozniak dalam sebuah tweet mengungkapkan keinginannya untuk membuat perusahaan pembersih sampah antariksa. Tweet itu termasuk tautan rencana perusahaan, yang disebut Privateer Space.

Belum banyak diketahui soal rencana perusahaan ini. Wozniak dilaporkan memiliki kekayaan bersih 100 juta dolar Amerika Serikat (AS). Dengan demikian, kemungkinan dia akan menjadi investor awal dalam bisnis ini.  

Baca Juga

Seorang narator dengan berani merangkum visi perusahaan di tengah gambar stok yang memukau tentang penerbangan luar angkasa dan perubahan iklim.

“Ini bukan perlombaan. Ini bukan kompetisi atau permainan. Kami bukan satu orang, satu perusahaan, satu negara. Kami adalah satu planet,” kata video itu, tanpa menjelaskan dengan jelas apa yang akan dilakukan perusahaan, dilansir dari Space, Kamis (16/9).

The Independent melaporkan, setidaknya satu orang dari Apple akan ikut. “Perusahaan ini didirikan bersama Alex Fielding, yang merupakan anggota tim iMac pertama dan mendirikan Wheels of Zeus (WoZ) pada 2002,” kata laporan itu.

Woz kebetulan adalah julukan industri Wozniak. Kebetulan, ticker saham WOZX, pertama kali terdaftar pada 2020, mengacu pada perusahaan cryptocurrency (Efforce) di mana Wozniak juga terlibat.

Detail lebih lanjut tentang Privateer Space harus menunggu, karena situs web resminya juga tidak banyak bicara. Rincian lebih lanjut dikatakan akan datang di Konferensi Advanced Maui Optical and Space Surveillance Technologies (AMOS), yang saat ini berjalan di Hawaii dan akan berakhir Jumat (17/9).

Momen Wozniak untuk memasuki industri puing orbital adalah momen yang menarik, karena perusahaan seperti SpaceX dan Amazon sama-sama berencana meluncurkan ribuan satelit untuk konstelasi broadband. Semakin banyak satelit tentu semakin banyak risiko terjadi tabrakan di ruang angkasa.

Insiden puing-puing ruang angkasa yang paling terkenal terjadi pada Februari 2009, ketika satelit komunikasi operasional Iridium 33 hancur berkeping-keping setelah pesawat ruang angkasa militer Rusia Kosmos-2251 menabraknya. Tabrakan itu menciptakan 1.800 keping puing yang luar biasa yang dapat dilacak pada Oktober berikutnya. Tabrakan masih terjadi secara berkala, termasuk satelit China yang dihantam dan dilumpuhkan roket Rusia pada Maret 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement