Ahad 19 Sep 2021 16:08 WIB

Ratu Elizabeth tak Setuju Istana Buckingham Jadi Museum

Mengubah Istana Buckingham menjadi museum adalah salah satu rencana Pangeran Charles.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Rencana mengubah Istana Buckingham menjadi museum tidak akan terjadi dalam waktu dekat jika Ratu Elizabeth masih memerintah.
Foto: AP/Ben Stansall/AFP Pool
Rencana mengubah Istana Buckingham menjadi museum tidak akan terjadi dalam waktu dekat jika Ratu Elizabeth masih memerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangeran Charles merencanakan beberapa perombakan besar seandainya dia mewarisi takhta, termasuk menurunkan monarki menjadi tujuh tokoh utama dan mengubah Istana Buckingham menjadi museum.

Namun, hal itu adalah sesuatu yang sangat ditentang oleh ibunya, sang Ratu Elizabeth II. Seorang sumber kerajaan mengatakan, dilansir dari people, Ahad (19/9), rencana museum itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat jika Ratu masih memerintah.

Baca Juga

Istana adalah tempat Ratu membesarkan keempat anaknya dan telah memimpin selama beberapa dekade di atas takhta. Dia membukanya untuk umum pada 1993, memungkinkan pengunjung untuk mengunjungi bagian-bagian tertentu dari istana yang memiliki 775 kamar itu.

"Dia tidak terlalu tertarik dengan ide itu dan tentu saja percaya bahwa itu harus tetap menjadi semacam rumah keluarga," kata sumber itu.

"Yang Mulia Ratu akan pergi antara Kastil Windsor, yang dia anggap sebagai markas utamanya di London, dan menghabiskan dua hingga empat hari dalam sepekan juga di Istana Buckingham yang telah direnovasi," kata sumber itu kepada The Mirror.

"Jadi untuk saat ini, apapun informasi yang diberitakan, sepertinya Pangeran Charles tidak akan mendapatkan apa yang ia rencanakan dalam waktu dekat," lanjut sumber tersebut.

Salah satu alasan Charles ingin membongkar mega-rumah itu adalah biayanya, yang membutuhkan jutaan untuk perawatan. Itu terakhir dipulihkan pada Perang Dunia II, sementara biaya renovasinya sekitar 500 juta dolar dolar AS dan disetujui pada 2016, itu tidak akan selesai sampai 2027.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement