Ahad 19 Sep 2021 19:53 WIB

Macan Tutul Jawa Tertangkap Kamera di Gunung Sanggabuana

Sejumlah satwa langka endemik Jawa di gunung Sanggabuana, masih berkeliaran bebas.

Red: Agus Yulianto
Seekor macan tutul jawa (Phantera pardus melas).
Foto: Abdan Syakura_Republika
Seekor macan tutul jawa (Phantera pardus melas).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penampkan seekor macan tutul Jawa jenis langka, terekam kamera trap. Macan ini tengah berkeliaran di Gunung Sanggabuana.

Penampakan macan tutul ini terungkap dari ekspedisi Sanggabuana Wildlife Expedition bersama Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi dan sejumlah otoritas terkait dengan konservasi alam, di Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat. 

Wakil Ketua DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan, awalnya pihak Komisi IV menerima hasil temuan tim Sanggabuana Wildlife Expedition yang dilakukan sejak Juli 2020 di jajaran Pegunungan Sanggabuana terkait keberadaan macan tutul Jawa.

"Menindaklanjuti temuan itu, Dedi pun mendukung tim ekspedisi untuk memantau dengan kamera trap," ujar Dedi dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (19/9) 

Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ir Wiratno untuk menurunkan tim ke Sanggabuana. Wiratno, kata Dedi, kemudian mendelegasikan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Ahmad Munawir yang datang bersama tim 5 orang serta 20 unit kamera trap.

Kemudian pada Jumat, (17/9), Dedi bersama tim Sanggabuana Wildlife Expedition dan Kepala Balai TNGHS kembali masuk hutan Sanggabuana untuk memeriksa kamera trap yang dipasang.

Dari 22 kamera trap waktu itu terpasang 10 unit, 8 unit dari TNGHS dan 2 unit dari Dedi. Kamera trap dengan sensor gerak dan infra merah yang dipasang mantan bupati Purwakarta dan tim Sanggabuana Wildlife Expedition ini, ternyata berhasil merekam macan tutul Jawa (Panthera pardus melas).

Di salah satu titik pemasangan, dua kamera dipasang berhadapan. Satu dengan mode perekaman video dan satu dengan mode perekaman foto. Dua kamera ini berhasil merekam pergerakan macan tutul jawa pada tanggal 11 September 2021 pukul 05.16.30 WIB.

Selain merekam macan tutul jawa, menurut Dedi, dari beberapa kamera trap yang dipasang juga tim berhasil merekam musang, babi hutan, rusa, juga warga masyarakat yang berkegiatan di dalam hutan.

Dedi mengatakan, pihaknya sengaja memasang kamera trap ini untuk membuktikan keberadaan satwa langka endemik Jawa yang ada di gunung Sanggabuana

Kegiatan itu, kata dia, sekaligus juga sebagai bentuk dukungan atas penelitian dan kajian yang dilakukan oleh tim Sanggabuana Wildlife Expedition yang sudah dilakukan sejak tahun 2020. “Jadi temuan dari teman-teman ekspedisi ini perlu dibuktikan secara visual, dan saya turun langsung ke lapangan. Mereka perlu bantuan kamera trap, kita usahakan untuk dibantu. Kekurangannya disuport oleh Pak Dirjen dengan mengirim tim dari Halimun Salak," papar Dedi.

Selama ekspedisi, Dedi menyaksikan sendiri owa jawa bergelantungan di hutan dan elang jawa terbang di atas hutan gunung Sanggabuana. "Masih bebas beterbangan. Saya akan ajukan Sanggabuana menjadi Taman Nasional,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement