Senin 20 Sep 2021 06:08 WIB

Ketegasan Bung Karno: Dari Van Huis Uit Hingga Ijma' Suquti

Agresivitas BK dan sikap partai terhadap Laut China Selatan.

Red: Muhammad Subarkah
Bung Karno berpidato di alun-alun Yogyakarta.
Foto: Peprusnas
Bung Karno berpidato di alun-alun Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Sejarawan, Budayawan Betawi, dan Politisi Senior.

Bung Karno atau BK berteman erat dengan Muhammad Yamin. Yamin sering tidak teliti bedakan antara dongeng dan sejarah. Buku dia, Naskah Persiapan UUD 45, yang setebal tiga jilid itu dibantah Mr Karim Pringgodigdo, penulis risalah rapat-rapat BPUPKI, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Kata Mr Karim, buku Yamin itu berbeda dengan risalah rapat. 

Yamin termasuk sering berpendapat kebesaran Sriwijaya dan Majapahit itu merengkuh kawasan Asia. Majapahit yang eksis di antara tahun 1295-1479 M bubar karena kehabisan ongkos. Deposit emas yang mereka kuasai tidak banyak. Kerajaan ini tak punya labuhan.

Semua itu atau adanya kehabisan ongkos menjadi ini latar belakang bentrok utama kerajaan ini dengan Rangga Lawe dari zona ekonomi Tuban. Lokasi Majapahit di Trowulan, Mojokerto, luasnya kurang dari rata-rata luas kecamatan. Sebegini saja luas areal kerajaan yang mulai banyak disebut sebagai kerajaan Muslim Majapahit?

Berdirinya Sriwijaya kapan tak jelas, bubar kapan tak jelas, dan gara-gara apa bubarnya juga tak jelas. Lokasinya pun sampai kini masih dicari kian kemari, namun hingga sekarang tak kunjung diperdapat. Pendiri kerajaan katanya Dapunta Hyang, padahal ini bukan nama orang. Dapunta Hyang artinya janji Tuhan. Namun, ini yang banyak sejarawan dan arkeolog klaim.

Situs Muaro Takus punya Sriwijaya. Muaro Takus bahasa Armen, tempat bernyanyi. Bukan hanya itu, baru-baru ini ditemukan, kata arkeolog, gapura Sri Wijaya, padahal itu totem Maya. Oleh Yamin dikatakan Sriwijaya republik pertama, Majapahit republik kedua, Indonesia 17/8/45 republik ketiga. Tahun ini ilmu dia boleh pungut dari mana?

Tapi BK percaya habis dan pidato di mana-mana. Dengan suara bariton yang khas dia berorasi begini: "Saudara-saudara ingat-ingat kataku. Pada zaman Sriwijaya dan Majapahit kita bangsa yang besar!"

Obsesi Sukarno tersebut semakin besar ditambah kipas-kipas dari PKI. Mereka memotivasi BK susun formula politik LN. Itulah latar belakang mengapa Sukarno membuat keputusan "Ganyang Malaysia". 

Katakanlah motivasi BK dalam formulasi polugri keliru karena inspirasinya dari narasi sejarah salah, tapi nasionalisme BK tak meragukan.

Dewasa ini nasionalisme kita terganggu karena hampir selama dua tahun kapal-kapal China terus mencoba masuk perairan kita di Laut Natuna Utara. Cucu Bung Karno, Puan Maharani dari PDIP, bersuara lantang: usir kapal-kapal China!

Syarif Hasan dari Partai Demokrat berseru: "Tidak boleh dibiarkan intimidasi China mencaplok wilayah NKRI!"

Pernyataan kedua tokoh partai ini dapat dikatakan membawa suara partainya.

Fadli Zon dari Gerindra juga sama pendirian dengan kedua tokoh di atas, tapi sementara memang belum dapat disimpulkan sebagai suara partai. Tapi lumayanlah.

Keenam partai di DPR yang lain kini layaknya sosok pendiam yang budiman. Kata orang Belanda, istilahnya van huis uit begitu; dari sononya begitu. Kok budiman? Karena mereka tidak bantah Puan, Syarif, dan Fadli.

Kalau begitu, mereka setuju? Tidak. Memang dalam kaidah ushul fiqih ada yang disebut ijma' suquti, artinya setuju dengan diam. Mereka bukan ijma' suquti

Haduh, ana jadi pusing. Ini kan soal nasionalisme, kenapa berbelit-belit? "Ente musti shobar. Ana sudah bilang dari sono-nya mereka memang sudah begitu?"

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement