Peternak Ayam Petelur di Malang Terancam Gulung Tikar

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra

Suasana peternakan ayam potong di kawasan Deli Serdang, Sumatra Utara, Selasa (27/7/2021).
Suasana peternakan ayam potong di kawasan Deli Serdang, Sumatra Utara, Selasa (27/7/2021). | Foto: ANTARA FOTO/Fransisco Carolio

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Peternak ayam petelur di wilayah Malang, Jawa Timur, terpaksa harus melakukan afkir dini, untuk ayam petelur yang masih produktif. Hal itu disebabkan harga telur ayam masih anjlok dan belum mengalami kenaikan.

Pekerja di salah satu peternakan ayam di Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Dani Uluf Suwanda, menyebut, afkir dini terhadap 2.500 ekor ayam harus dilakukan lantaran harga telur belum membaik. "Kami terpaksa afkir dini 2.500 ekor ayam, meskipun ayam itu masih produktif. Namun kami tidak punya pilihan lain," kata Dani di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (22/9).

Dani menjelaskan, harga ayam pada saat dilakukan afkir dini, berada di kisaran Rp 12 ribu-Rp14 ribu per kilogram (kg). Harga tersebut masih di bawah kondisi normal, yang sebelumnya berada di angka Rp 16 ribu per kg. Meski masih merugi, lanjut dia, para peternak masih terus berupaya untuk menekan biaya produksi.

Hal itu dinyatakan jauh lebih baik dibandingkan terus berproduksi namun tidak mendapatkan hasil yang sesuai. "Sebenarnya ini juga masih merugi. Tapi tidak ada pilihan lain," kata Dani.

Dia menambahkan, di tingkat peternak, harga telur ayam saat ini, berkisar Rp 14 ribu-Rp 14.500 per kg. Harga tersebut, belum mencukupi untuk biaya operasional, yang salah satunya disebabkan tingginya harga pakan ayam. Menurut Dani, untuk menyiasati hal tersebut, para peternak membeli pakan ayam dengan kualitas lebih rendah, namun memiliki harga yang murah.

Untuk saat ini, harga jagung pakan ayam berkisar pada harga Rp 5.900 per kg dan dedak Rp 4.200 per kg. "Kami mencari pakan yang lebih murah, biarpun (kualitasnya) kurang. Harga jagung masih Rp 5.900 per kilogram, dedak Rp 4.200 per kilogram, dan itu belum termasuk konsentrat," ujar Dani.

Dia menambahkan, jika kondisi terus seperti ini dan harga telur ayam tidak membaik, para peternak ayam petelur terancam bangkrut. Dani berharap, kondisi itu bisa segera berakhir, dan harga telur ayam bisa segera membaik. "Kalau terusan, bisa-bisa gulung tikar. Biaya operasional tidak mencukupi semua. Mudah-mudahan harga ayam bisa segera membaik," katanya.

Terkait


Peternak Layer: Harga Jagung Turun Akibat Dampak Psikologis

Presiden Kirim Bantuan Jagung untuk Suroto

Peternak Ayam Blitar Keluhkan Harga Telur Makin Turun

Digugat Rp5 Triliun Peternak Unggas, Ini Respons Kementan

Kementan Dorong Upaya Perlindungan Usaha Peternak Rakyat

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark