Kamis 23 Sep 2021 14:30 WIB

BPDAS Babel Intensifkan Program Rehabilitasi Mangrove

Program rehabilitasi mangrove saat ini dilaksanakan dengan pola padat karya

Red: Gita Amanda
Warga berjalan di lokasi pengembangan lahan mangrove, (ilustrasi). BPDAS Baturusa Babel melaksanakan rehabilitasi mangrove secara intensif.
Foto: MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/ANTARA
Warga berjalan di lokasi pengembangan lahan mangrove, (ilustrasi). BPDAS Baturusa Babel melaksanakan rehabilitasi mangrove secara intensif.

REPUBLIKA.CO.ID, KOBA -- Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Baturusa Cerucuk, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), melaksanakan program rehabilitasi mangrove secara intensif, untuk menjaga ekosistem pantai dan merangsang perkembangbiakan biota laut.

"Program ini kita laksanakan secara intensif hingga 2024 dengan melibatkan komponen masyarakat," kata Kepala BPDAS Baturusa Cerucuk, Tekstianto usai melakukan penanaman bibit mangrove bersama masyarakat di Desa Kurau, Kabupaten Bangka Tengah, Kamis (23/9).

Baca Juga

Ia menjelaskan, program rehabilitasi mangrove saat ini dilaksanakan dengan pola padat karya yaitu melibat berbagai elemen masyarakat. "Dengan melibatkan masyarakat dalam program ini, setidaknya mampu menggerakkan roda perekonomian di tengah pandemi Covid-19 saar ini," ujarnya.

Ia juga menyebutkan bahwa antusiasme masyarakat Bangka Tengah dalam menjaga dan menanam bibit mangrove sangat tinggi. "Bahkan di Desa Kurau ini ada kelompok masyarakat yang melakukan pembudidayaan bibit mangrove, mereka sudah bisa memproduksi bibit sendiri dan punya inisiatif menanamnya," katanya.

Ia mengatakan bahwa hutan mangrove sangat penting untuk menjadi pelindung pantai dari abrasi. "Selain itu, mangrove tidak hanya untuk menjaga ekosistem pantai tetapi juga mampu merangsang perkembangbiakan biota laut," ujarnya.

Pihaknya mengaku sudah melihat banyak contoh, dimana hasil tangkapan nelayan lebih banyak di daerah yang kondisi mangrovenya lebih bagus. "Mangrove ini menjadi rumah bagi biota laut, disamping juga sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat pesisir," demikian Tekstianto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement