Sabtu 25 Sep 2021 15:00 WIB

Tentara Israel Tembak Mati Warga Palestina di Tepi Barat

Sedikitnya delapan warga Palestina ditembak dengan peluru karet selama aksi protes

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
 Seorang pengunjuk rasa Palestina menggunakan ketapel untuk melemparkan batu selama protes terhadap pos terdepan pemukiman Yahudi Tepi Barat Eviatar yang dengan cepat didirikan bulan lalu, di desa Palestina Beita, dekat kota Nablus, Tepi Barat, Jumat, 25 Juni 2021.
Foto: AP/Majdi Mohammed
Seorang pengunjuk rasa Palestina menggunakan ketapel untuk melemparkan batu selama protes terhadap pos terdepan pemukiman Yahudi Tepi Barat Eviatar yang dengan cepat didirikan bulan lalu, di desa Palestina Beita, dekat kota Nablus, Tepi Barat, Jumat, 25 Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH - Pasukan Israel menembak mati seorang warga Palestina dan melukai sejumlah lainnya dalam bentrokan aksi protes terhadap permukiman Israel di kawasan pendudukan Tepi Barat pada Jumat (24/9), menurut tim medis dan Kementerian Kesehatan Palestina.

Tidak ada pernyataan langsung dari militer Israel terkait insiden di bagian selatan Kota Nablus yang kerap menjadi tempat aksi protes bagi warga Palestina itu. Sedikitnya delapan warga Palestina ditembak dengan peluru karet selama aksi protes pada Jumat, kata tim medis Palestina.

Baca Juga

Seorang dari mereka dihantam di bagian kepala dan meninggal saat dibawa ke rumah sakit, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Warga Palestina mengelar aksi protes di desa Beita, Nablus selatan setiap hari untuk menyuarakan kemarahan mereka di pos terdepan pemukim Israel di dekatnya. Aksi itu kerap berujung bentrokan dengan pasukan Israel.

Para pemukim setuju meninggalkan pos terdepan pada Juli berdasarkan perjanjian dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. Perjanjian itu dicapai setelah berminggu-minggu demonstran Palestina menyalakan api dan menghanguskan pos terdepan. Namun, banyak bangunan pos terdepan yang masih terkunci dan di bawah penjagaan militer.

Warga Palestina, yang mengklaim lahan di pos terdepan, berjanji akan melanjutkan aksi protes mereka. Sebagian besar negara menganggap permukiman Israel itu ilegal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement