Sabtu 25 Sep 2021 19:16 WIB

Mahasiswa SEBI  Juara 2 Kompetisi Debat Keuangan Syariah

Kompetisi debat itu terkait rendahnya literasi keuangan syariah.

Red: Irwan Kelana
Tim mahasiswa STEI SEBI Depok berhasil meraih juara 2 kompetisi debat terkait  peningkatan literasi keuangan syariah yang diselenggarakan oleh KSEI IAIN Salatiga.
Foto: Dok STEI SEBI
Tim mahasiswa STEI SEBI Depok berhasil meraih juara 2 kompetisi debat terkait peningkatan literasi keuangan syariah yang diselenggarakan oleh KSEI IAIN Salatiga.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK --  Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan bahwa literasi keuangan syariah di Indonesia termasuk masih rendah dan berada pada angka 8,93 persen. Sedangkan, indeks inklusi keuangan syariah berada pada angka 9,1 persen, jauh tertinggal dari indeks inklusi keuangan nasional yang telah mencapai 76,19 persen. Hal ini menjadi ketimpangan dikarenakan Indonesia merupakan negara yang potensial untuk mengembangan produk jasa keuangan berbasis syariah.

Fakta tersebut kemudian menjadi pemantik mahasiswa STEI SEBI Depok untuk mengikuti kompetisi debat dengan membawa topik “Peningkatan Literasi Keuangan Syariah Sebagai Upaya Akselerasi Dakwah Ekonomi Islam yang Inklusif” yang diselenggarakan oleh KSEI IAIN Salatiga. Mereka adalah Arif, Irfaul Risqoh Al Rieza, dan Lisa Nurhanifah.

Menyabet penghargaan sebagai juara 2, mereka menyatakan bahwa banyak persiapan yang harus dilakukan. Seperti membaca banyak jurnal tentang ekonomi syariah, latihan berbicara setiap hari, hingga menonton youtube yang membahas terkait tema yang akan dilombakan.

Lisa Nurhanifah, salah satu anggota dalam tim debat memberikan sedikit mosi yang mereka sampaikan dalam kompetisi tersebut. “Di antaranya pandemi bukan penghalang terhadap peningkatan literasi ekonomi Islam, era digital menjadi kemudahan untuk literasi keuangan syariah kepada masyarakat, mergernya tiga  bank syariah BUMN yang menjadi solusi untuk meningkatkan literasi keuangan syariah yang inklusif, serta menilai keuntungan berinvestasi di  sektor syariah dan konvensional,” kata Lisa dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (25/9).

Selain itu, Lisa juga memberikan tips dalam mengikuti kompetisi debat dan kepiawaian dalam public speaking. Seperti perbanyak latihan berbicara, mulai dari diri sendiri dihadapan cermin, kemudian mencoba dihadapan orang lain, dan mencoba berbicara didepan umum.

Menurutnya, untuk bisa mencapai kemampuan public speaking yang mumpuni tidak bisa dihasilkan secara instan.  Diperlukan konsistensi dan kemauan kuat untuk terus mengasahnya sehingga akhirnya menjadi hal yang dinikmati dan disukai.

“Karena kalo kita udah suka sama suatu hal, ketika kita belajar hal tersebut itu dengan sukarela, dengan senang hati, dan tanpa ada keterpaksaan akhirnya bikin kita cepat bisa,”  ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement