Sabtu 25 Sep 2021 19:37 WIB

Ber-NU Itu Kembali ke Niat

NU itu ibarat pohon yang tumbuh dari bibit niat yang ikhlas dari penanamnya.

Red: Nur Hasan Murtiaji
Ustadz Rakhmad Zailani Kiki, Ketua PW RMI NU DKI Jakarta
Foto: Istimewa
Ustadz Rakhmad Zailani Kiki, Ketua PW RMI NU DKI Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rakhmad Zailani KikiKetua PW RMI NU DKI Jakarta

Sebuah hadits tentang niat di Kitab Riyadhushsholihin yang pernah saya bacakan di hadapan seorang ulama sufi Betawi terkemuka, KH Abdurrahim Radjiun bin Muallim Muhammad Radjiun Pekojan, ketika saya nyantri kepada beliau, kembali teringat di saat pelaksanaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU) tahun 2021, di Jakarta, mulai hari ini sampai besok. 

Beliau, KH Abdurrahim Radjiun, menjelaskan bahwa semua urusan, amal perbuatan kembali kepada niat. Niat itu bukan perkara ghaib, niat itu perkara zahir yang tampak sebagai buah dari hasil amal perbuatan kita berdasarkan niatnya.

Niat buruk diumpamakan seperti pohon yang cepat atau lambat menghasilkan buah yang buruk, bahkan beracun, yang alih-alih mendatangkan faidah, malah mendatangkan mudharat bagi yang menikmatinya atau tidak ada yang dapat menikmatinya sama sekali. 

Sebaliknya, niat baik nan ikhlas, seperti pohon yang cepat atau lambat berbuah manis dan lezat serta dapat terus dinikmati oleh orang banyak dari generasi ke generasi. Karena pohon yang berbuah  manis, lezat, dan bermanfaat akan terus dipelihara untuk terus tetap dinikmati. 

NU itu ibarat pohon yang tumbuh dari bibit niat yang ikhlas dari penanamnya, muasis atau pendirinya, yang terus tumbuh dengan buah yang manis, dinikmati banyak orang, dinikmati juga oleh para pengurus "pohon NU". Ini dari tingkat pengurus besar sampai anak ranting.

"Pohon NU" terus menghasilkan buah yang manis nan lezat walau niat para penikmat pohon tidak sejalan dengan niat penanam awal bibit "pohon NU". Seburuk atau sebusuk apapun niat para penikmatnya, buah manis nan lezat tetap dihasilkan oleh "pohon NU" yang tidak lama lagi berumur satu abad.

Namun, tentu berbeda dampak dari niat yang buruk nan busuk dan niat baik nan ikhlas dari penikmat buah manis "pohon" NU ini. Yang memiliki niat buruk nan busuk akan menikmati buah manis tersebut untuk dirinya sendiri, keluarga atau kelompoknya. Sedangkan yang memiliki niat baik nan ikhlas akan berbagi manisnya buah dari "pohon" NU untuk banyak orang, untuk bangsa dan negara.

Dan semua itu nyata terlihat, semua orang bisa menyaksikannya, dan kelak di akhirat akan dipertanggungjawabkan atas niatnya masing-masing. Selamat atas penyelenggaraan Munas dan Konbes NU 2021. Baarakallaahu lakum wa lanaa!

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۚ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَاَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُّخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُّتَرَاكِبًاۚ وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَّجَنّٰتٍ مِّنْ اَعْنَابٍ وَّالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ اُنْظُرُوْٓا اِلٰى ثَمَرِهٖٓ اِذَٓا اَثْمَرَ وَيَنْعِهٖ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكُمْ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ
Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

(QS. Al-An'am ayat 99)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement