'Digitalisasi Tingkatkan Risiko Keamanan Siber Perusahaan'

Red: Fernan Rahadi

Keamanan Siber. Ilustrasi
Keamanan Siber. Ilustrasi | Foto: Reuters

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah meningkatkan percepatan tren digitalisasi di berbagai sektor perekonomian termasuk dalam kegiatan operasional perusahaan-perusahaan seperti beralihnya sistem kerja perusahaan ke hybrid workforce atau pekerjaan jarak jauh. Meningkatnya tren digitalisasi dalam kegiatan operasional, khususnya adopsi teknologi digital dalam pola kerja, dinilai juga akan berpengaruh pada meningkatnya risiko keamanan siber perusahaan. 

Kejahatan siber semakin meningkat dan mengancam alat yang digunakan di lingkungan kerja seperti aplikasi video conference, conference call, dan virtual transfer. Risiko bagi bisnis terhadap ancaman ini diperparah oleh celah keamanan yang tidak disadari oleh para pekerja karena harus bekerja secara jarak jauh. 

"Dengan keadaan seperti ini semakin banyak ancaman keamanan pada data dan informasi perusahaan, sehingga perusahaan dan tim Teknologi Informasi perlu bekerja lebih keras untuk merespons dengan cepat terhadap ancaman lanjutan saat ini," ujar Direktur PT Synnex Metrodata Indonesa (SMI), Lie Heng, dalam acara 'Hybrid Workforce: Stay Secure While Working Remotely and Within Office Environment" dalam siaran pers, Rabu (29/9).

Melalui acara tersebut, SMI memperkenalkan berbagai inovasi dan teknologi seperti Cisco Umbrella dan Cisco Duo serta EC-Council Measurable Security Awareness Program yang merupakan teknologi sistem dan pelatihan keamanan siber terkini dalam menghadapi era pandemi saat ini. SMI merupakan salah satu entitas anak Metrodata Group yang berfokus di bidang distribusi teknologi, informasi dan komunikasi.

Lie mengungkapkan, acara tersebut diharapkan dapat menjadi sebuah wacana bagi perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan informasi terkini dalam menciptakan jagat siber yang aman. Mengangkat sebuah topik teknologi yang sedang naik daun saat ini, yaitu Secure Access Service Edge (SASE), gelaran virtual ini menghadirkan solusi Cisco Umbrella & Cisco Duo, yaitu sebuah layanan perangkat lunak berbasis cloud dengan lapisan keamanan tambahan dan dirancang untuk melindungi akses ke aplikasi milik sendiri dan pihak ketiga.

Selain itu terdapat juga EC-Council Measurable Security Awareness Program sebuah comprehensive program yang memberikan holistic approach kepada SDM perusahaan mengenai keamanan informasi secara regular dan terukur untuk meminimalisasi potensi risiko serangan dalam jagat siber dan juga mengubah pola perilaku seseorang. Security Awareness Platform akan menjadi salah satu platform komprehensif yang dibutuhkan untuk memberikan output secara terukur misalnya mendeteksi potensi risiko serangan siber sejak awal dari sisi pengguna.

"Di era seperti pandemi ini kita dituntut untuk bisa bekerja di mana saja, sehingga attack surface menjadi semakin besar. Dahulu hanya di kantor saja yang perlu kita amankan, kalau sekarang kita seolah memilki kantor-kantor kecil sebanyak karyawan kita yang sedang Work From Home. Oleh karenanya SMI bersama dengan Cisco dan EC-Council hadirkan topik tren teknologi baru, yaitu Secure Access Service Edge dan perspektif penting dari sisi keamanan siber guna menghadapi era digital transformation," kata Lie.

Terkait


Jepang Waspadai Ancaman Siber dari China, Rusia, dan Korut

Lithuania Larang Lembaga Negara Pakai Smartphone China

OJK DKI Dorong Lembaga Keuangan Perkuat Keamanan Siber

Huawei Perkuat Kontribusi dan Kerja Sama Keamanan Siber

Ransomware Bisa Ancam Pengguna Mobil

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark