Senin 04 Oct 2021 02:27 WIB

Pendanaan untuk Startup Capai Rp 54,3 T pada Semester I 2021

Jumlah startup dan total pendanaan jauh lebih tinggi dari masa sebelum pandemi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Perajin ketapel mengecek produknya pada aplikasi perdagangan elektronik (e-commerce) di Little Margo Catapult, Depok, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). Aliran investasi yang masuk ke perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi atau digital mengalami pertumbuhan signifikan meski di tengah pandemi Covid-19.
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Perajin ketapel mengecek produknya pada aplikasi perdagangan elektronik (e-commerce) di Little Margo Catapult, Depok, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). Aliran investasi yang masuk ke perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi atau digital mengalami pertumbuhan signifikan meski di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliran investasi yang masuk ke perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi atau digital mengalami pertumbuhan signifikan meski di tengah pandemi Covid-19. Bahkan, jumlah startup dan total pendanaan jauh lebih tinggi dari masa sebelum pandemi. 

Hal ini ditunjukkan pada riset yang dilakukan oleh perusahaan digital PR, Scale PR. Riset tersebut mencatat, terdapat 104 startup Indonesia yang memperoleh pendanaan sepanjang enam bulan pertama di tahun 2021, meningkat 40,5 persen dari 74 startup dari periode yang sama pada tahun 2020. Angka ini juga meningkat 53 persen dari periode sama tahun 2019. 

Total pendanaan yang diperoleh 104 perusahaan berbasis teknologi tersebut mencapai 3,8 miliar dolar AS atau setara Rp54,3 triliun, naik 91 persen dibanding total pendanaan sebesar 2 miliar dolar AS atau Rp28,6 triliun di semester pertama tahun 2020. Valuasi pendanaan ini juga naik 216 persen dari 1,2 miliar dolar AS atau Rp17,1 triliun di semester pertama tahun 2019. 

Sektor teknologi finansial (tekfin), logistik, dan e-commerce menjadi tiga sektor andalan dan paling banyak dilirik bagi investor. Hal ini terlihat dari besarnya jumlah startups dan pendanaan yang mengalir di sektor tersebut. 

Perusahaan logistik J&T Express berhasil memperoleh pendanaan jumbo sekitar 2 miliar dolar AS pada April 2021. Sektor logistik lainnya yang memperoleh pendanaan tinggi yakni SiCepat Ekspres sebesar 150 juta dolar AS dan Shipper sebesar 65 juta dolar AS.  

Pendanaan terbesar kedua terbesar diperoleh perusahaan all-commerce Bukalapak. Sebelum melangkah menjadi perusahaan publik, Bukalapak telah mengantongi pendanaan sebesar 234 juta dolar AS dari perusahaan raksasa global Microsoft, perusahaan dana abadi GIC, Emtek Group, BRI Ventures, dan Mandiri Capital Indonesia.  

Adapun, sektor tekfin mendominasi jumlah startup terbanyak yang mendapat pendanaan. Setidaknya 30 fintek memperoleh pendanaan dengan total sebesar 648,28 juta dolar AS. 

Dua platform investasi berada di puncak pendanaan pada sektor tekfin, yakni Bibit dan Ajaib, masing-masing sebesar 95 juta dolar AS dan 90 juta dolar AS untuk Seri B dan Seri A. Sementara Xendit, tekfin yang mendukung infrastruktur pembayaran, yang belum lama ini bergelar Unicorn juga memperoleh pendanaan sebesar 64,6 juta dolar AS untuk putaran Seri B di triwulan pertama tahun ini. 

Pada kuartal kedua 2021, para investor juga melirik sektor e-commerce di Indonesia, dimana sektor ini memperoleh total pendanaan mencapai hampir senilai 600 juta dolar AS, tertinggi di antara sektor lainnya. Selain Bukalapak, platform agritech Tanihub memperoleh dana segar sebesar 65,5 juta dolar AS pada putaran Seri B dan marketplace beauty care Sociolla memperoleh pendanaan sebesar 56,5 juta dolar AS. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement