Selasa 05 Oct 2021 01:03 WIB

Holding Pariwisata Resmi Dibentuk

Saat ini pembentukan holding memasuki tahap pertama.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Triawan Munaf ditunjuk sebagai komisaris utama sekaligus komisaris independen Holding Aviasi dan Pariwisata.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Triawan Munaf ditunjuk sebagai komisaris utama sekaligus komisaris independen Holding Aviasi dan Pariwisata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah saat ini sudah resmi membentuk holding aviasi dan pariwisata melalui PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero). Hal tersebut dipastikan dengan ditetapkannya susunan komisaris dan direksi PT Aviasi Pariwisata Indonesia.

Dalam susunan komisaris tersebut, Triawan Munaf ditunjuk sebagai komisaris utama sekaligus komisaris independen. "Ya, (pembentukan holding aviasi dan pariwisata) sudah resmi," kata Triawan kepada Republika, Senin (4/10).

Baca Juga

Selain itu, Odo Manuhutu dan Wihana Kirana Jaya juga ditunjuk menjadi komisaris. Sementara Elwin Mok ditunjuk sebagai komisaris independen.

Lalu untuk jajaran direksi, Dony Oskaria ditunjuk dari direktur utama dan Edwin Hidayat Abdullah menjadi wakil direktur utama. Sementara Herdy Rosadi Harman ditunjuk menjadi direktur.

Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan holding aviasi dan pariwisata terbentuk pada 2023. Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto menjelaskan, holding BUMN pariwisata akan bernama InJourney yang menjalankan bisnis pariwisata terintegrasi.

Susyanto menuturkan, saat ini pembentukan holding memasuki tahap pertama yakni pembentukan holding pariwisata diawali melalui pengalihan saham seri B sejumlah BUMN yakni PT Hotel Indonesia Tour, PT Sarinah, PT TWC, serta PT Angkasa Pura I dan II sebagai tambahan penyertaan modal negara ke dalam modal saham PT Aviasi Pariwisata Indonesia.

"Proses pertama ini sudah dalam tahapan pembentukan holding tinggal menunggu tanda tangan dari Menteri BUMN," kata Susyanto dalam Rakornas Kemenparekraf, Senin (27/9).

Selanjutnya, memasuki tahap kedua yakni pada kuartal IV 2021 akan dilakukan proses inbreng PT Pengembang Pariwisata Indonesia atau ITDC. Proses inbreng akan dilakukan jika penyertaan modal negara ke ITDC sebagai persero sudah disetujui.

Lalu tahap ketiga akan dilakukan pada tahun depan. Pemerintah akan fokus pada PT Garuda Indonesia (Persero) sebagai maskapai pelat merah yang akan melakukan proses restrukturisasi.

"Penyelarasan strategis dilakukan dengan virtual holding atau konsep kerja sama operasional. Jadi kalau ini selesai tahun 2023 nanti In Journey yang kita idam-idamkan akan mendukung pariwisata dari hulu ke hilir," jelas Susyanto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement