Selasa 05 Oct 2021 22:23 WIB

Lima Provinsi Diminta Turunkan Keterisian Tempat Tidur di RS

Meski menurun tapi tingkat keterisian tempat tidur di lima provinsi tinggi

Red: Nashih Nashrullah
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, menyatakan meski menurun tapi tingkat keterisian tempat tidur di lima provinsi tinggi
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, menyatakan meski menurun tapi tingkat keterisian tempat tidur di lima provinsi tinggi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Satuan Tugas Penanganan Covid-19 meminta Pemerintah Provinsi Papua, Aceh, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Timur menurunkan tingkat keterisian tempat tidur pasien di rumah sakit.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan meski sudah tergolong rendah namun tingkat keterisian tempat tidur (BedOccupancyRate/BOR) di rumah sakit di lima provinsi itu masih lebih tinggi dari angka rata-rata nasional 6,34 persen.

Baca Juga

Dalam konferensi pers via daring yang diikuti dari Jakarta, Selasa (5/10), dia memaparkan bahwa BOR rumah sakit di Provinsi Papua masih 20,52 persen, Aceh 14,27 persen, Daerah Istimewa Yogyakarta 15,84 persen, Bali 11,28 persen, dan Nusa Tenggara Timur 11,44 persen.

"Maka perlu perhatian bagi lima provinsi ini untuk segera menurunkan BOR-nya di wilayahnya masing-masing dengan segera meningkatkan kualitas penanganan pasien Covid-19 agar seluruhnya dapat sembuh," katanya.

Wiku juga mengatakan bahwa Provinsi Papua dan Aceh termasuk wilayah dengan angka kasus aktif dan kasus kematian akibat Covid-19 tinggi.

"Papua dan Aceh sama-sama masuk ke dalam lima besar (daerah dengan angka) kematian dan kasus aktif tertinggi pekan ini," katanya.

Dia mengingatkan pemerintah daerah untuk mencermati angka kasus penularan Covid-19 di wilayah masing-masing dan membandingkannya dengan angka kasus di daerah lain.

"Jika ternyata berada di posisi tertinggi, seperti kasus aktif, kasus positif, kematian, dan BOR, maka segera koordinasikan dengan perangkat daerah atau pemerintah pusat jika diperlukan agar segera melakukan perbaikan," katanya.

Dia juga meminta pemerintah daerah melakukan sinkronisasi data kasus Covid-19 dan memastikan data yang tercatat akurat, menggambarkan situasi sebenarnya di lapangan. "Tentunya kami berharap penurunan kasus dan perbaikan terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia," kata Wiku.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement