Rabu 06 Oct 2021 10:59 WIB

Kehadiran Bank Digital Mampu Ubah Struktur Perbankan

Indonesia menjadi pasar yang potensial bagi perkembangan perbankan digital.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
 Bank Indonesia (BI) menilai kehadiran bank digital memiliki potensi untuk mengubah struktur perbankan Indonesia pada masa mendatang.
Foto: Prayogi/Republika.
Bank Indonesia (BI) menilai kehadiran bank digital memiliki potensi untuk mengubah struktur perbankan Indonesia pada masa mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai kehadiran bank digital memiliki potensi untuk mengubah struktur perbankan Indonesia pada masa mendatang. Hal ini mengingat sekitar dua persen atau 139 juta pengguna internet di dunia berada di Indonesia dan mencakup 50 persen total populasi Indonesia.

“Kondisi ini mengindikasikan Indonesia sebagai pasar yang potensial bagi perkembangan perbankan digital dan bank digital,” tulis Bank Indonesia dalam Kajian Stabilitas Keuangan No 37 seperti dikutip Rabu (6/10).

Baca Juga

Adapun kehadiran bank digital dalam ekosistem keuangan Indonesia ditandai dengan peluncuran platform perbankan digital Jenius oleh BTPN pada 2016. Kemudian langkah ini diikuti oleh sejumlah bank umum lain di Indonesia, seperti Digibank oleh DBS, Wokee oleh Bukopin, PermataMobileX oleh Bank Permata, dan sejumlah bank lainnya.

Perkembangan bank digital di Indonesia semakin pesat yang terlihat pada 2020 dan 2021. Tercatat beberapa bank umum yang diakuisisi oleh perusahaan teknologi dan bertransformasi menjadi bank digital, seperti Bank Neo Commerce yang sebelumnya Bank Yudha Bhakti oleh Akulaku dan Bank Jago yang sebelumnya Bank Artos oleh Gojek.

“Indonesia merupakan pasar potensial bagi perkembangan layanan perbankan digital dan bank digital yang hampir sebagian besar masyarakat Indonesia dengan akses jasa keuangan memiliki mobile phone,” tulis Bank Indonesia.

Baca juga : Bank Mandiri Dorong Minat Belanja dengan Layanan Digital

Adanya perkembangan tersebut sejalan dengan transformasi menjadi bank digital, perbankan berpotensi untuk meningkatkan scalability dengan mengandalkan pada model bisnis yang berbasis connectivity tanpa diikuti dengan penambahan jumlah jaringan fisik kantor cabang. Menurut Bank Indonesia, potensi tersebut terlihat dari meningkatnya pangsa market capitalization sejumlah bank BUKU II yang telah atau sedang bertransformasi menjadi bank digital.

“Dengan kemampuan scalability tersebut, kehadiran bank digital memiliki potensi untuk merubah struktur perbankan Indonesia ke depan,” tulis Bank Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement