Rabu 06 Oct 2021 21:44 WIB

Satgas: Siswa SD di Kepri Perlu Masker Gratis Saat PTM

Masyarakat, terutama pelajar dan guru tidak boleh lengah, apalagi euforia berlebihan.

Red: Qommarria Rostanti
PTM siswa SD (ilustrasi).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
PTM siswa SD (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PINANG -- Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kepulauan Riau menilai satgas di kabupaten/kota sebaiknya memberikan bantuan masker gratis untuk siswa SD saat pembelajaran tatap muka (PTM). Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kepri, Tjetjep Yudiana, mengatakan hal itu setelah melihat cukup banyak siswa yang tidak menggunakan masker dengan benar setelah pulang dari sekolah.

Dia menolak temuan itu disebut sebagai kasuistik lantaran cukup banyak terjadi di sekolah maupun di luar sekolah. Jika dibiarkan, potensi penularan terhadap siswa, teman-teman di sekolah dan guru, serta keluarganya cukup besar.

"Saya lihat sendiri ada guru yang tidak menegur siswa SD yang tidak menggunakan masker dengan benar. Ada juga orang tua siswa yang membiarkan anak-anaknya hanya memegang masker saat pulang sekolah. Tentu ini tidak dapat dibiarkan," kata Tjetjep yang juga mantan Kadis Kesehatan Kepri.

Salah satu penyebab siswa hanya memegang masker tersebut yakni masker yang diberikan orang tuanya merupakan masker untuk orang dewasa, bukan masker anak-anak. Semestinya, masker yang digunakan untuk siswa SD adalah masker anak-anak sehingga nyaman, dan tidak kebesaran.

"Kalau anak-anak menggunakan masker orang dewasa, tentu tidak pas, longgar, tidak efektif, dan tidak nyaman. Karena itu, Satgas kabupaten dan kota harus turun tangan memberi bantuan masker anak-anak kepada para siswa," kata dia.

Dia mengemukakan PTM tingkat SD-SMA di Kepri yang dimulai sejak tiga hari lalu, patut disyukuri seiring dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kepri turun dari level 3 ke level 1. Cara mensyukurinya, dengan cara tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah para pelajar, guru, dan anggota keluarga tertular dari Covid-19.

Masyarakat, terutama pelajar dan guru tidak boleh lengah, apalagi euforia berlebihan seolah-olah Covid-19 sudah tidak ada. Covid-19 sampai sekarang masih mengancam kabupaten dan kota di Kepri, karena itu harus diwaspadai.

Kewaspadaan massal harus terbentuk, tanpa panik untuk agar Kepri bebas dari Covid-19. Saat ini, kasus aktif Covid-19 di Kepri tinggal 159 orang, drastis turun dibandingkan kondisi sebelum Agustus 2021 yang mencapai lebih dari 7.000 orang.

"Pakai masker dengan tepat, jaga jarak, dan rajin-rajin mencuci tangan adalah cara yang tepat untuk mencegah diri kita dari Covid-19," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement