Sabtu 09 Oct 2021 22:34 WIB

Republikayuh Berburu Kebun Salak di Condet

Mencari kebun salak di Condet

Red: A.Syalaby Ichsan
Republikayuh Condet Chapter
Foto: Dok Republika
Republikayuh Condet Chapter

REPUBLIKA.CO.ID,  Tiba di akhir pekan, Tim Republikayuh kembali gowes untuk menyusuri keindahan sudut-sudut kota. Jika sebelumnya kami bersepeda ke Situ Babakan, Jakarta Selatan dan Danau Dora LIPI, Cibinong, Jawa Barat, kali ini kami menjelajahi daerah Condet yang terletak di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. 

Tim berkumpul di gedung Republika, Warung Buncit No 37, Jakarta Selatan. Dipimpin oleh Wakil Pemimpin Redaksi Nur Hasan Murtiaji, tim berangkat menuju kawasan Condet dengan rute Pejaten-Pasar Minggu-Poltangan-Jembatan Ciliwung-Kayu Manis-Gardu-Batu Ampar-Munggang dan kembali ke Kayu Manis. Tim gowes kali ini hendak menuju kebun salak seluas 4 hektare yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Jalur yang kami lalui kali ini cukup ramah mengingat sebagian besar trek merupakan jalan beraspal. Tantangan mulai muncul  saat tim Republikayuh memasuki Jembatan Ciliwung yang menjadi penghubung antara Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Jembatan sepanjang 40 meter ini terbuat dari besi dan hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki, pesepeda dan pesepeda motor. Untuk menyeberang jembatan tidak bisa rombongan. Kami harus bergantian menyeberang demi menjaga kestabilan jembatan. 

Setelah menyeberang jembatan, kami melalui bantaran Sungai Ciliwung. Sekira satu kilometer, trek yang dilalui belum beraspal. Kami pun harus waspada karena selain jalan yang sempit dan berbatu, tidak ada pembatas dari  bibir sungai. Setelah itu, barulah kami bisa mendapati jalur aspal yang merupakan jalan inspeksi di bibir Sungai Ciliwung. 

Kami pun berputar ke arah Jalan Batu Ampar dan kembali ke Jalan Munggang. Kami menyempatkan diri untuk mampir ke kediaman almarhum Abah Alwi, wartawan senior yang merupakan panutan kami. Setelah berfoto bersama Umi, kami juga berziarah ke makam Abah Alwi yang berada di depan Kelurahan Balekambang. Surah Al Fatihah kami sampaikan agar arwah Abah tenang di alam barzakh. 

photo
Menyambangi Umi - (Dok Republika)
 
 
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, kami akhirnya sampai ke tujuan. Hamparan kebun salak yang tersembunyi di balik rumah-rumah penduduk begitu asri. Selain salak, kami bisa menyaksikan pepohonan khas Jakarta tempo dulu seperti kecapi dan dukuh. Bebunyian hewan khas hutan masih terdengar jelas. Seakan ini bukan Jakarta. Kebun seluas 4 hektare yang berada di sisi Sungai Ciliwung ini menyimpan udara yang amat segar. 

 

 
 
 
 
 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement