Ahad 10 Oct 2021 16:13 WIB

Kalsel Perkuat Sinergi Penanganan Stunting Anak

Diharapkan seluruh pihak lebih cepat dan efektif dalam mengatasi masalah stunting

Red: Hiru Muhammad
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota terus bersinergi memperkuat  penanganan stunting pada anak balita. Kalsel  tetap memprioritaskan penurunan angka stunting pada anak balita melalui program terpadu konkret.
Foto: Istimewa
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota terus bersinergi memperkuat penanganan stunting pada anak balita. Kalsel tetap memprioritaskan penurunan angka stunting pada anak balita melalui program terpadu konkret.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN--Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota terus bersinergi memperkuat  penanganan stunting pada anak balita. Kalsel  tetap memprioritaskan penurunan angka stunting pada anak balita melalui program terpadu konkret.

"Sesuai arahan Gubernur Kalsel, meski di era pandemi covid 19,  Pemprov Kalsel bersama Kabupaten/ Kota tetap memprioritaskan sektor  strategis di bidang kesehatan. Salah satunya upaya penurunan angka stunting pada anak balita" kata Sekda Kalsel, Roy Rizali Anwar,  di acara Workshop Stunting pad Anak,. bertempat di  Hotel Rattan Inn Banjarmasin, Jumat (8/10).

Di acara workshop dengan Tema Penguatan Peran Provinsi dalam Konvergensi Intervensi Gizi dalam Penurunan Stunting, diikuti 17 peserta perwakilan tiap Provinsi di Indonesia Gubernur Kalsel melalui Sekda Roy Rizali Anwar menekankan pentingnya kolaborasi dan gotong royong dalam meminimalkan kasus stunting.

Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, lanjut Roy mengucapkan terima kasih kepada pihak panitia yang telah memilih Kalsel sebagai tempat penyelenggaraan."Ini sebuah  kehormatan Kalimantan Selatan dijadikan sebagai tuan rumah dalam penyelenggara workshop ini," ucapnya.

Dikatakan kegiatan ini penting dijadikan atensi bersama  sekaligus sharing  antar provinsi untuk memaksimalkan berbagai program dan kegiatan lintas sektoral, demi percepatan penanganan stunting di daerah. 

Dengan adanya workshop ini, diharapkan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam penanganan stunting, bisa lebih gesit dan efektif dalam menangani permasalahan stunting.

Ia menuturkan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). 

"Pencegahan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk membebaskan setiap anak dari risiko terhambatnya perkembangan otak yang menyebabkan tingkat kecerdasan anak tidak maksimal," kata Roy.

Roy menjelaskan, angka prevalensi stunting nasional berdasarkan Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019 sebesar 27,7 persen sedangkan angka di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 31,75 persen.

Dan data terakhir berdasarkan elektronik pencatatan, dan pelaporan gizi berbasis masyarakat pada tahun 2020, sebesar 12,2 persen, masih sedikit di atas rata-rata nasional, yaitu 11,6 persen. 

"Sedangkan berdasarkan hasil riskesdas tahun 2018, prevalensi stunting nasional 30,8 persen dan  Kalimantan Selatan 33, 08 persen. prevalensi stunting Kalimantan Selatan mengalami penurunan, jika dibandingkan hasil riskesdas tahun 2013, yaitu 44,3 persen, atau turun 11 persen, dengan rata-rata  penurunan 2 persen per tahun," jelasnya.

Ia menambahkan, Kalimantan Selatan mempunyai kebijakan dan strategi  dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), angka kematian bayi/balita dan gizi buruk melalui deklarasi loksado dan komitmen bersama kepala daerah se-Kalimantan Selatan.

"Beberapa upaya yang telah dan sedang dikerjakan, dalam penanganan stunting di kalimantan selatan, antara lain:

melakukan monev surveilans gizi melalui aplikasi EPPGBM setiap triwulan, untuk mengetahui secara langsung hasil entry pengukuran berat badan, panjang badan/tinggi badan balita melalui pengukuran di tingkat posyandu, melakukan monev evaluasi kinerja kabupaten/kota oleh tim kp2s provinsi, menindak lanjuti tahapan-tahapan aksi integrasi konvergensi yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota, meningkatkan kapasitas petugas di tingkat puskesmas dan jajarannya, untuk optimalisasi pelaksanaan surveilans gizi, pemantapan kinerja kp2s kabupaten/kota," urainya.

Roy juga menyampaikan, suatu kebanggaan bagi Provinsi Kalimantan Selatan mendapat penghargaan rekor MURI pemarkasa dan penyelenggara edukasi sajian “Isi Piringku” pertama kepada 2.053 ibu hamil pada tahun 2018. selain  itu, Pemerintah Kalimantan Selatan  pada tahun 2019 dan 2020 menjadi bahan percontohan  dengan menjadi narasumber kegiatan tingkat nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement