Senin 11 Oct 2021 20:51 WIB

Sebanyak 14 Daerah di Jateng Nihil Kasus Kematian Covid-19

Kondisi ini mengindikasikan penyebaran Covid-19 di Jateng mulai terkendali.

Red: Andri Saubani
Petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 tahap dua bagi santri di kompleks Mapolres Temanggung, Jateng, Jumat (8/10). Sebanyak 14 daerah di Jateng saat ini tidak tercatat kasus kematian Covid-19. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin/aww.
Petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 tahap dua bagi santri di kompleks Mapolres Temanggung, Jateng, Jumat (8/10). Sebanyak 14 daerah di Jateng saat ini tidak tercatat kasus kematian Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sebanyak 14 daerah di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tercatat nihil kasus kematian akibat Covid-19. Kondisi ini mengindikasikan penyebaran dan penanganan pandemi di provinsi setempat mulai terkendali.

"Hingga pekan ke 40, yakni 4-10 Oktober 2021, tidak ada kasus kematian," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo di Semarang, Senin (11/10).

Baca Juga

Ke-14 daerah itu adalah Kabupaten Batang, Kabupaten Blora, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Jepara, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Kendal, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kudus, Kota Magelang, Kota Pekalongan, Kota Salatiga, Kota Tegal, dan Pekalongan. Kendati demikian, Yulianto menyatakanmasih ada beberapa daerah yang mencatatkan angka kematian akibat penyakit ini, namun jumlahnya tidak banyak.

Yulianto mengatakan, secara umum kasus kematian disebabkan oleh faktor seperti komorbid, usia lanjut, dan belum divaksinasi. Dinkes Jateng akan melakukan kajian mendetil terkait dengan masih adanya kasus kematian akibat Covid-19 di Jateng.

"Yang mencatatkan adanya kasus kematian, masing-masingsatu orang itu di Banjarnegara, Brebes, Demak, Pati, Pemalang, Purworejo, Rembang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Tegal, dan Wonosobo," ujarnya.

 

 

 

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan, aparat pemerintah dan masyarakat tidak lalai menerapkan protokol kesehatan mengingat saat ini mendekati liburan Natal dan tahun baru.

Ganjar mewanti-wanti agar tidak muncul gelombang ketiga Covid-19, salah satu caranya dengan menggenjot vaksinasi.

"Saya sampaikan kepada bupati, wali kota agar tidak lengah mengawasi masyarakat. Masker tidak boleh dicopot kala beraktivitas ekonomi, ibadah, sekolah. Kita berada dalam kondisi prokes yang ketat," katanya.

Ganjar juga meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memberikan alokasi khusus vaksin Covid-19 bagi daerah-daerah yang capaian vaksinasinya masih rendah atau kurang dari 50 persen. "Kami akan minta ke Kemenkes secara khusus untuk memprioritaskan daerah yang vaksinasinya di bawah 50 persen, besok suratnya akan kami kirimkan. Mudah-mudahan percepatan bisa dilakukan," katanya usai memimpin Rapat Evaluasi Penanganan Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah di Semarang, Senin.

"Banyak kepala daerah protes, kok level kita naik. Padahal, kita cari pasien positif saja susah, rumah sakit sudah kosong. Ternyata ada syarat soal vaksinasi," ujarnya.

Ganjar juga meminta semua daerah dengan capaian vaksinasi kurang dari 50 persen agar melakukan perhitungan berapa kebutuhannya dalam sehari agar percepatan bisa dilakukan. Untuk daerah aglomerasi, lanjut Ganjar, hampir semuanya sudah cukup tinggi capaian vaksinasinya, sehingga daerah-daerah yang belum mendapatkan prioritas akan segera dipercepat.

"Soalnya kemarin aglomerasi itu kan spesial, sehingga dipercepat. Oleh karenanya, untuk sekarang beberapa daerah yang belum selesai, kami minta diselesaikan, kami mintakan secara khusus mulai besok," ujarnya.

 

photo
Potensi gelombang ketiga Covid-19 bisa dicegah dengan vaksinasi dan taat prokes. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement