Selasa 12 Oct 2021 09:48 WIB

Pupuk Kaltim Kembangkan Potensi Budi Daya Black Soldier Fly

Pupuk Kaltim menggelar pelatihan pembuatan Dry Maggot bagi binaan perusahaan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Seorang warga menyemprotkan cairan pada media penetasan telur larva maggot di tempat budi daya maggot Black Soldier Fly (BSF), (ilustrasi).
Foto: Antara/Siswowidodo
Seorang warga menyemprotkan cairan pada media penetasan telur larva maggot di tempat budi daya maggot Black Soldier Fly (BSF), (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Holding Pupuk Indonesia, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), mengembangkan potensi budi daya Black Soldier Fly (BSF).

VP CSR Pupuk Kaltim Anggono Wijaya mengatakan perusahaan juga telah menggelar pelatihan pembuatan Dry Maggot bagi binaan perusahaan dan kelompok masyarakat pengelola Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bessai Berinta Bontang yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Bontang dengan narasumber Omah Maggot Jogja dari Sleman Yogyakarta secara virtual pada Sabtu (9/10).

"Pelatihan ini merupakan salah satu bentuk edukasi bagi masyarakat, khususnya dalam pengelolaan lingkungan dari manfaat maggot sebagai pengurai sampah makanan," ujar Anggono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (12/10).

Dari upaya tersebut, Anggono berharap, persoalan sampah makanan yang selama ini cukup besar dan menjadikan Indonesia peringkat dua dunia, bisa lebih ditekan dimulai dari lingkungan rumah tangga.

"Sampah organik rumah tangga berkontribusi besar terhadap penambahan sisa makanan yang dibuang setiap hari. Padahal itu bisa dimanfaatkan menjadi maggot yang memiliki nilai ekonomi," ucap Anggono.

Kata Anggono, pelatihan ini juga merupakan kesinambungan kontribusi Pupuk Kaltim dalam pengelolaan sampah di Kota Bontang, dengan memaksimalkan peran masyarakat maupun TPST Bessai Berinta agar jumlah sampah organik yang mencapai 80 ton sampai 85 ton per hari bisa dipilah serta dimanfaatkan untuk budi daya BSF dan maggot. Terlebih, maggot memiliki banyak manfaat karena mengandung asam amino dan protein, sehingga potensinya bisa dikembangkan agar lebih bernilai ekonomi, seperti untuk bahan pakan ikan, kompos hingga pupuk cair.

"Cara ini sangat berpotensi diterapkan di Bontang. Jika berhasil, maka setiap rumah tangga berkontribusi dalam menekan jumlah sampah, karena bisa diolah sendiri menjadi maggot dan tidak perlu dibuang langsung ke TPA Bontang Lestari," tambah Anggono.

Kepala Seksi Kemitraan dan Pemanfaatan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bontang Riwan Rudiyatmoko mengungkapkan pelatihan Dry Maggot merupakan kesinambungan pilot project budi daya BSF yang dilaksanakan Pupuk Kaltim bersama Pemkot Bontang di TPST Bessai Berinta. Selain mampu mengurangi sampah organik, ucap Riwan, maggot juga berkontribusi terhadap pengurangan emisi Gas Rumah Kaca, karena jika sampah organik dibiarkan cukup lama akan menghasilkan gas metan yang berpengaruh terhadap ozon.

"Melalui pelatihan ini, kami harap akan banyak masyarakat maupun kelompok yang terlibat dalam budi daya maggot, sehingga pengelolaan sampah di Kota Bontang lebih maksimal melalui sinergi dan kerja sama pemerintah dengan Pupuk Kaltim," ujar Riwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement