Selasa 12 Oct 2021 20:16 WIB

Ancaman Gelombang Ketiga Covid karena Varian Delta Masih Ada

Gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia disebut berpotensi terjadi pada akhir tahun.

Red: Andri Saubani
Pengendara motor melintas di depan mural tentang Covid-19 di Jakarta, Ahad (10/10). Kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini tengah berada pada tren penurunan. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Pengendara motor melintas di depan mural tentang Covid-19 di Jakarta, Ahad (10/10). Kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini tengah berada pada tren penurunan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulistyawati, Dessy Suciati Saputri

Baca Juga

Kasus pandemi Covid-19 di Tanah Air saat ini menunjukkan tren penurunan. Kendati demikian, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) memperkirakan, Indonesia masih dalam ancaman lonjakan kasus Covid-19 yaitu gelombang ketiga pada akhir 2021 lantaran penularan varian Delta yang masih terjadi.

"Berdasarkan prediksi para pakar epidemiologi, gelombang tiga Covid-19 terjadi di akhir tahun atau Desember 2021. Faktornya karena belum bisa memprediksi varian Delta yang masih ada," kata Ketua Pelaksana Harian Mitigasi PB IDI Mahesa Paranadipa saat konferensi virtual IDI bertema Strategi Menghadapi Gelombang Ketiga Covid-19, Selasa (12/10).

Menurut Mahesa, pengurutan genom lengkap (whole genome sequencing/WGS) Indonesia yang masih lemah dan banyak keterbatasan. Sehingga, Indonesia pun menjadi lambat untuk mengetahui keberadaan penularan Covid-19 varian Delta.

"Seharusnya yang sudah divaksinasi kemudian terkonfirmasi (positif Covid-19) kemudian dilakukan WGS untuk melihat varian virusnya," katanya.

Meski pakar telah memperkirakan gelombang ketiga Covid-19, ia menegaskan, PB IDI berharap jangan sampai terjadi. Jika peningkatan kasus Covid-19 kembali terjadi, PB IDI dan para epidemiolog berharap kasus Covid-19 di gelombang tiga tidak lebih parah dari gelombang pertama dan kedua karena telah bertambahnya cakupan vaksinasi Covid-19.

Oleh karena itu, Mahesa menambahkan, PB IDI memberikan beberapa rekomendasi. Pertama, adanya edukasi kepada masyarakat supaya disiplin dalam protokol kesehatan.

Rekomendasi lainnya, dia melanjutkan, adalah cakupan vaksinasi. Sebab, pihaknya mendapatkan data bahwa angka dosis atau suntikan kedua vaksin Covid-19 yaitu sekitar 27,84 persen dan suntikan pertama 48,44 persen.

"Berdasarkan teori, untuk mencapai kekebalan komunal (herd immunity) adalah 70 atau 80 persen dari total penduduk telah mendapatkan vaksin dosis kedua," ujarnya.

Pekan lalu, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito juga mengingatkan masyarakat akan terjadinya gelombang ketiga infeksi Covid-19 yang tengah dihadapi oleh berbagai negara di dunia. Wiku pun meminta agar masyarakat tetap mewaspadai dan mengantisipasi terjadinya lonjakan ketiga di Indonesia.

"Dengan adanya lonjakan ketiga yang dihadapi oleh berbagai negara di dunia, serta melihat dari pola kenaikan kasus setelah event atau kegiatan besar di Indonesia, kita tetap perlu waspada dan mengantisipasi lonjakan ketiga di Indonesia," kata Wiku, Jumat (1/10).

Wiku menilai, pembatasan mobilitas dan kegiatan sosial ekonomi yang mulai dilonggarkan secara bertahap ini dapat menjadi tantangan jika tidak dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Dengan adanya wacana perizinan kegiatan besar serta akan memasuki periode Natal dan Tahun Baru, masyarakat pun diminta untuk tidak gegabah dan berhati-hati dalam menjalani aktivitas.

"Jika dilihat dari pola kenaikan kasus, kasus mulai turun setelah pembatasan diberlakukan, baik itu mobilitas maupun kegiatan sosial. Begitu kasus turun dan pembatasan mulai dilonggarakan, kasus akan meningkat perlahan," tambah dia.

In Picture: Kasus Baru Covid-19 di Bali Melandai

photo
Petugas gabungan menegur warga supaya tertib menggunakan masker saat inspeksi mendadak (Sidak) pendisiplinan protokol kesehatan COVID-19 di kawasan Pasar Badung, Denpasar, Bali, Selasa (12/10/2021). Kasus COVID-19 di Bali kini melandai, sesuai data dari Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali tercatat pada Senin (11/10/2021) yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 37 orang, pasien sembuh berjumlah 85 orang dan pasien meninggal dunia 7 orang. - (Antara/Nyoman Hendra Wibowo)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement